Blog Competition 2019 #2019GANTIBIMBEL

Kelas 10 - Pendapatan nasional, inflasi, dan pengangguran


Pendapatan Nasional adalah suatu nilai total yang mempunyai barang atau jasa yang dapat dihasilkan suatu negara dalam kurun waktu yang tertentu (biasanya sampai satu tahun) yang dinyatakan dalam satuan uang.


Konsep Pendapatan Nasional
1.      Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
Rumus : PNB = PDB + n

2.      Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
Rumus : PNB = PDB – n

3.      Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
Rumus : NNP = PNB – Penyusutan

4.      Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
Rumus : NNI = NNP – Pajak Tak Langsung, Pajak Tak Langsung misalnya pajak penjualan

5.      Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
Rumus : NNI + Transfer Payment + (Laba yang ditahan + pajak perseroan + Iuran Sosial)

6.      Pendapatan yang Siap Dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.

Rumus : DI = PI – Pajak Langsung.


Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

1.       Metode Penghitungan Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Nilai Produksi. Menurut metode ini pendapatan nasional adalah penjumlahan dari semua nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh lapangan usaha pada suatu negara selama satu tahun.
Cara menghitungnya adalah dengan mengalikan jumlah seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam satu tahun dengan harga satuannya masing-masing.
Jadi, apabila dalam satu tahun ada seratus barang dan jasa, maka seratus barang dan jasa tersebut harus dikalikan dengan harga satuannya masing-masing, kemudian dijumlahkan.

Rumus :     NI = (P1x Q1) + (P2 x Q2) + ……dst

Keterangan:
P adalah jumlah produksi
Q adalah harga tiap hasil produksi

2.       Metode Penghitungan Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pengeluaran, menurut metode ini, pendapatan nasional adalah penjumlahan dari semua pengeluaran yang dilakukan oleh semua pelaku ekonomi (rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan masyarakat luar negeri) di suatu negara selama satu tahun.

Rumus :     NI = C + G + I + (X-M)

Keterangan:
C adalah konsumsi masyarakat / Consumtion
G adalah konsumsi pemerintah / Guoverment
I adalah Investasi

3.       Metode Penghitungan Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pendapatan, menurut metode ini, pendapatan nasional adalah penjumlahan dari semua pendapatan yang diterima pemilik faktor produksi di suatu negara dalam satu tahun.
Artinya, pendapatan nasional adalah penjumlahan dari upah atau gaji, sewa, bunga, dan keuntungan yang diterima para pemilik faktor produksi. Pendapatan nasional menurut pendekatan pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rumus :     NI = R + W + I + P

Keterangan:
R adalah sewa tanah / Rent
W adalah upah dan gaji / Wages
I adalah bunga modal / Interest
P adalah keuntungan pengusaha / Provit
Tujuan dan manfaat mempelajari pendapatan nasional
Tujuan :
·         Mengetahui kemampuan dan pemerataan perekonomian masyarakat&negara.
·         Memperoleh taksiran yg baik tentang nilai barang&jasa dalam 1tahun.
·         Membantu pemerintah dalam perencanaan&pelaksanaan program pembangunan.
·         Mengkaji&mengendalikan faktor2 yg mempengaruhi perekonomian negara.
Manfaat :
·         Mengetahui pertumbuhan perekonomian negara,antara pendapatan nasional dalam periode.
·         Mengetahui struktur perekonomian negara. (agraris,industri&jasa)
·         Dapat membandingkan perekonomian antar daerah/antar negara.
·         Dapat membantu kebijakan pemerintah dibidang ekonomi.

Hambatan / Kelemahan dalam Pendapatan Nasional
Kelemahan-kelemahan dari perhitungan pendapatan nasional terutama disebabkan dengan terbatasnya data yang ada, lebih-lebih untuk negara berkembang. Sumber data yang tersedia seringkali tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Oleh karena itu untuk menghitung tingkat pendapatan nasional banyak sekali ditemui hambatan-hambatan dalam memperoleh data, seperti data pendapatan penduduk yang masih banyak sekali kelemahan-kelemahan dalam cara perhitungan, data mengenai jumlah penduduk dan sebagainya yang kesemuanya itu tidak terlepas dari keterbatasan petugas di lapangan dan juga terbatasnya biaya. Hal ini akan berbeda sekali keadaannya bila dibandingkan dengan negara-negara maju.

Dari uraian diatas, didukung juga dari adanya suatu kesepakatan oleh para ahli ekonomi pembangunan, bahwa pendapatan nasional perkapita (GNP perkapita) ini memang tidak dapat dijadikan suatu ukuran dalam menilai keberhasilan pembangunan walaupun ukuran ini masih terus dipakai oleh banyak negara di negara berkembang. Adapun alasan yang dapat dikemukakan adalah, bahwa ukuran ini tidak dapat menunjukan bagaimana pendapatan nasional didistribusikan dan siapa yang sebetulnya menikmati pertumbuhan ekonomi. Sebab dapat saja pertumbuhan pendapatan nasional dan pendapatan nasional perkapita menyembunyikan kenyataan, bahwa posisi ekonomi golongan miskin tidak bertambah baik atau malah bertambah buruk bersamaan dengan bertambah lebarnya jurang perbedaan di antara yang kaya dengan yang miskin.


Inflasi

Inflasi adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suatu harga atas barang-barang secara umum dari waktu ke waktu secara terus menerus. Tingkat kenaikan harga baru dapat dikatakan sebagai inflasi bila kenaikan itu meluas dan mempengaruhi kenaikan harga untuk barang yang lain. Sehingga kenaikan harga untuk satu atau dua barang saja dapat dikatakan sebagai inflasi, kecuali bila telah mempengaruhi harga barang lainnya.


Jenis-jenis Inflasi

Jenis-jenis inflasi dapat dibedakan menjadi beberapa golongan berdasarkan berbagai faktor yang membedakannya.

Berdasarkan asalnya :

    1.  Inflasi Dalam Negeri (Domestic Inflation), inflasi yang terjadi didalam negeri, umumnya        disebabkan karena defisit anggaran belanja yang dibiayai oleh percetakan uang baru, kenaikan upah, gagal panen dll.

    2. Inflasi Luar Negeri (Imported Inflation), inflasi yang disebabkan karena naiknya harga barang-barang impor, yang terjadi karena kenaikan tarif impor barang atau karena tingginya biaya produksi di luar negeri.

Berdasarkan tingkat tingginya inflasi
a.      Inflasi ringan (dibawah 10% pertahun)
b.      Inflasi sedang (10% sampai 30% pertahun)
c.       Inflasi berat (antara 30% sampai 100% pertahun)
d.      Hiper inflasi (diatas 100% pertahun)


Penyebab Terjadinya Inflasi

1.     Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation)
Disebabkan karena permintaan masyarakat akan barang terlalu kuat yang dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga permintaan menjadi tinggi. Permintaan yang tinggi terhadap faktor faktor produksi tersebut mengakibatkan harga faktor produksi mengalami kenaikan. Hal ini terjadi karena jumlah uang yang beredar bertambah.

2.     Desakan Biaya (Cost Push Inflation)
Terjadi akibat adanya kelangkaan distribusi. Walaupun tidak ada permintaan yang meningkat secara signifikan. Yang memicu terjadinya kenaikan harga ialah karena ketidaklancaran arus distribusi atau berkurangnya barang yang di produksi yang tersedia pada rata rata permintaan normal. Hal ini juga adapat terjadi karena naiknya biaya produksi.

3.     Inflasi Campuran
Adalah gabungan dari kedua kombinasi antara tarikan permintaan dan dorongan biaya. Namun jenis ini jarang dijumpai pada kehidupan nyata.


Cara Mengatasi Inflasi
Usaha untuk mengatasi terjadinya inflasi harus dimulai dari penyebab terjadinya inflasi supaya dapat dicari jalan keluarnya. Secara teoritis untuk mengatasi inflasi relatif mudah, yaitu dengan cara mengatasi pokok pangkalnya, mengurangi jumlah uang yang beredar. Berikut ini kebijakan yang diharapkan dapat mengatasi inflasi :

1.    Kebijakan Moneter, segala kebijakan pemerintah di bidang moneter dengan tujuan menjaga     kestabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kebijakan ini meliputi:
Politik diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikan suku bunga bank, hal ini diharapkan permintaan kredit akan berkurang. Operasi pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual SBI. Menaikan cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan oleh bank umum menjadi berkurang
            Kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara    memperketat pemberian kredit. Politik sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini pernah dilakukan BI pada     tanggal 13 Desember 1965 yang melakukan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp.1

2.    Kebijakan Fiskal, dapat dilakukan dengan cara :
            Menaikkan tarif pajak, diharapkan masyarakat akan menyetor uang lebih banyak kepada     pemerintah sebagai pembayaran pajak, sehingga dapat mengurangi jumlah uang yang beredar. Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Mengadakan pinjaman pemerintah, misalnya pemerintah memotong gaji pegawai negeri 10%     untuk ditabung, ini terjadi pada masa orde lama.

3.    Kebijakan Non Moneter, dapat dilakukan melalui:
Menaikan hasil produksi, Pemerintah memberikan subsidi kepada industri untuk lebih produktif     dan menghasilkan output yang lebih banyak, sehingga harga akan menjadi turun. Kebijakan upah, pemerintah menghimbau kepada serikat buruh untuk tidak meminta kenaikan upah disaat sedang inflasi.
Pengawasan harga, kebijakan pemerintah dengan menentukan harga maksimum bagi barang-barang tertentu.


Pengangguran

Jika kita membahas tentang pengangguran, INDONESIA merupakan salah satu negara yang cukup tinggi tingkat penganggurannya dan hal itu masalah yang cukup besar. Banyak sekali faktor yang menjadi pemicunya dan ini tidak boleh di abaikan oleh pemerintah. Untuk mengatasinya bukanlah kewajiban pemerintah semata, tetapi masyarakat juga ikut berperan untuk mengatasinya jika tidak ada kerja sama antara masyarakat dengan pemerintah mustahil untuk mewujudkannya.

Penyebab pengangguran di Indonesia :
1. Pendidikan rendah
2. Kurangnya keterampilan
3. Kurangnya lapangan pekerjaan
4. Rasa malas dan ketergantungan diri pada orang lain
5. Tidak mau berwirausaha


Pengertian pengangguran itu sendiri adalah seseorang yang berada pada usia produktif/usia kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan, atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau juga seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan lapangan kerja yang ada, sehingga hal ini seringkali di jadikan masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah sosial lainnya.
Jenis – jenis pengangguran dapat dibagi – bagi menurut lama waktu kerja dan sebab terjadinya. Kita dapat mengelompokkan pengangguran berdasarkan sudut pandangnya. Menurut lama waktu bekerja :

1. Pengangguran terselubung (Disguised unemployment)
Merupakan tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena sesuatu alasan tertentu misalnya:
- Kurang terampil dalam pekerjaannya karena pendidikannya rendah
- Baru mulai bekerja atau kurang pengalaman dalam bekerja
- Keterpaksa yang membuat orang bekerja tidak sesuai bakat dan keterampilannya.

2. Pengangguran terbuka (Open unemployment)
Adalah tenaga kerja yang sungguh – sungguh tidak mempunyai pekerjaan, penyebabnya :
- Tidak tersedianya lapangan kerja
- Lapangan kerja yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya
- Tidak berusaha mencari pekerjaan secara keras karena memang malas

3. Setengah menganggur (Under unemployment)
Dapat di kelompokkan menjadi setengah pengangguran kentara (Visible underemployment) yakni mereka yang bekerja kurang dari jam normal (kurang dari 35 jam/minggu). Petani – petani di Indonesia banyak yang termasuk sebagai setengah pengangguran kentara karena petani yang hanya memiliki lahan yang sempit biasanya bekerja kurang dari 35 jam/minggu dan setengah pengangguran tidak kentara atau pengangguran terselubung yaitu mereka yang produktivitas kerja rendah dan pendapatannya rendah.


Menurut sebab terjadinya, pengangguran dapat digolongkan menjadi sebagai berikut :

1. Pengangguran struktural adalah pengangguran yang terjadi karena perubahan dalam struktur  perekonomian.

2. Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja, yang disebabkan oleh kondisi geografis, informasi yang tidak sempurna, dan proses perekrutan yang lama.

3. Penangguran musiman, yaitu pengangguran yang terjadi karena pergantian waktu. Misalnya, orang yang membuat pernak – pernik pohon natal, pada saat menjelang hari natal pesanan produk tersebut akan meningkat tajam. Sedangkan masa sesudah natal permintaan produk tersebut akan kembali turun sehingga dia harus menganggur lagi.

4. Pengangguran teknologi, yaitu pengangguran yang disebabkan penggunaan teknologi seperti mesin – mesin modern, sehingga mengurangi penggunaan tenaga kerja manusia.


Ada berbagai cara untuk mengatasi pengangguran, yaitu :

1. Peningkatan mobilitas tenaga kerja dan modal
Peningkatan mobilitas tenaga kerja, dilakukan dengan memindahkan pekerja ke sempatan kerja yang kosong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di tempat baru.
Sedangkan peningkatan mobilitas modal, dilakukan dengan memindahkan industri (padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik untuk mengatasi pengangguran struktural.

2. Penyediaan informasi tentang kebutuhan tenaga kerja
Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat – tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja. Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang di miliki.

3. Program pendidikan dan pelatihan kerja
Meningkatkan program pendidikan dengan cara wajib belajar 7 tahun dan memberikan pendidikan gratis bagi warga yang kurang mampu, sehingga mengurangi pengangguran yang tidak terdidik.
Memberikan pelatihan kerja untuk mencari kerja, sehingga menjadi pekerja yang terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu.

4. Menggalakkan program transmigrasi
Program transmigrasi bukan saja merupakan cara efektif meratakan pembangunan dan jumlah penduduk, tetapi juga merupakan cara mengatasi pengangguran yang tepat. Yaitu tidak semua berbondong – bondong mencari pekerjaan di ibukota yang memadatkan ibukota.

5. Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan
Wirausaha bukan saja mengatasi pengangguran di tanah air tetapi juga bentuk usaha untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia.

6. Mengintensifkan program keluarga berencana
Seperti yang telah kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi penduduk terbanyak di dunia. Jadi apabila masalah keluarga berencana ini tidak dijalankan secara efektif, dapat dipastikan pengangguran di Indonesia akan semakin bertambah. Pemerintah harus berusaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dan mengawasi program ini dengan sabaik baiknya agar program ini berjalan dengan baik.

7. Menekan impor dan memperbanyak ekspor
Pemerintah harus menekan impor sebanyak mungkin dan memajukan produk produk dalam negeri yang di hasilkan dari petani dan para wirausaha. Sehingga para usahawan tidak kesulitan dalam mencari pasar dalam menjual usahanya. Dan berusaha untuk mengekspor produk dalam negeri yang laku dalam pasaran luar negeri yang dapat menghasilkan devisa negara.