Blog Competition 2019 #2019GANTIBIMBEL

Kelas 7 - BAB 4 Kehidupan Masyarakat Indonesia Pada Masa Prakarsa, Hindu-Buddha, Dan Islam

Masa Pra Aksara
Masa pra aksara, pra sejarah atau zaman nirleka adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Masa pra aksara berlangsung hingga terdapat tulisan. Di Indonesia diperkirakan meninggalkan masa pra aksara pada abad ke-4 M dengan bukti adanya Prasasti Yupa di Kutai Kalimantan Timur. Zaman ini hanya meninggalkan benda-benda hasil kebudayaan manusia. Umur peninggalan kebudayaan dapat diketahui dengan cara:
  • Tipologi yaitu penentuan umur berdasarkan bentuknya, makin sederhana bentuk benda berarti semakin tua usia benda tersebut.
  • Stratigrafi yaitu penentuan umur berdasarkan lapisan tanah tempat benda ditemukan. Lapisan tanah paling atas adalah lapisan paling muda sedangkan lapisan paling bawah adalah paling tua.
  • Kimiawi, yaitu penentuan umur benda peninggalan berdasarkan unsur-unsur kimia yang dikandung benda tersebut.
Periodisasi adalah pembabakan waktu secara kronologis berdasarkan urutan waktu. Masa praaksara dibagi menjadi
Periode Pra aksara berdasarkan geologi
Geologi secara etimologi berasal dari bahasa latin : Geo berarti bumi dan logos yang berarti ilmu. Geologi menekankan kajian tentang lapisan-lapisan yang terkandung di dalam bumi. Periode prasejarah berdasarkan kajian geologi ditinjau berdasarkan terbentuknya bumi dari awal sampai saat ini melalui lapisan bumi. Menurut kajian geologi perkembangan bumi dibagi menjadi 4 masa di bawah ini:
  • Masa Arkaikum (2500 juta tahun yang lalu)
Masa arkaikum berarti masa awal atau masa awal munculnya kehidupan pembentukan bumi dari inti sampai kulit. Kondisi pada awal keadaan bumi belum stabil yang memilik udara sangat panas, sehingga tidak memungkinkan untuk timbulnya kehidupan. Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3,8 milyar.
  • Masa Paleozoikum (+ 340 juta tahun yang lalu)
Paleozoikum artinya masa hidup tua, yang menjadi masa awal munculnya kehidupan dipermukaan bumi. Pada masa ini mulai terbentuknya hidrosfer dan atmosfer, yang memungkinkan munculnya kehidupan. Pada awal munculnya organisme bersel tunggal yang kemudian berkembang menjadi bersel banyak. Kemudian muncul organism-organisme yang lebih komplek secara bertahap dari invertebrate dan beberapa hewan yang hidup di lautan.
Zaman ini ditandai munculnya waktu peralihan kehidupan dari air ke darat. Tumbuhan dan hewan mulai muncul dan berkembang pertama kalinya termasuk tumbuhan paku, hewan amfibi, serangga dan reptile. Zaman paleozoikum disebut juga sebagai zaman primer (zaman pertama) yang berarti telah muncul bentuk kehidupan awal.
  • Zaman mesozoikum (+140 tahun lalu)
Pada zaman ini bumi mengalami perkembangan yang sangat cepat dengan munculnya binatang-binatang berukuran besar  seperti reptile pemakan daging. Zaman ini sering disebut sebagai zaman reptile atau zaman jurasic. Zaman mesozzoikum disebut pula sebagai zaman sekunder atau zaman kedua.
  • Zaman Neozoikum (+ 60 juta tahun yang lalu)
Neozoikum artinya zaman hidup baru. Zaman ini dibagi menjadi dua masa, yaitu:
(1) Zaman Tersier
Setelah punahnya zaman reptile raksasa, terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti munculnya primate dan burung tidak bergigi tajam yang menyerupai burung unta, sedangkan fauna laut seperti ikan dan moluska sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga terus berevolusi menghasilkan banyak variasi seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput.
(2) Zaman Kuarter
Perkembangan dan kepunahan hewan dan tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global. Zaman kuarter terdiri dari dua kurun waktu yaitu kala Plestosen dan Kala Holosen.
  • Kala Plestosen mulai sekitar tahun 600.000 tahun yang lalu. Pada Kala Plestosen paling sedikit terjadi 5 kali zaman es (zaman glacial). Pada zaman glacial sebagian besar Eropa bagian utara, Amerika bagian utara dan asia bagian utara ditutupi es, begitu pula pegunungan Alpen dan Pegunungan Himalaya. Keadaan flora dan fauna hidup pada Kala Plestosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang hidup zaman sekarang. Dalam kehidupan manusia purba, pada kala ini muncul manusia purba Pithecantrhopus Erectus.
  • Kala Holosen, mulai sekitar 200.000 tahun yang lalu. Manusia modern seperti manusia sekarang yang mempunyai peradapan mulai muncul.
Periode Prasejarah berdasarkan Arkeologi
Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari artefak kuno. Pembabakan Prasejarah menurut kajian Arkeologi didasarkan pada alat-alat yang dipegunakan manusia, mulai dari tingkat yang paling sederhana hingga yang paling maju. Berdasarkan arkeologi masa prasejarah dibagi menjadi 2 masa yakni:
Zaman batu
Zaman batu adalah masa kehidupan awal manusia yang ditandai dengan alat-alat batu sebagai peralatan hidup manusia. Zaman batu terbagi menjadi:
(1) Zaman Paleolitikum
Zaman Paleolitikum artinya zaman batu tua (awal). Zaman ini ditandai penggunaan perkakas yang sangat primitive yaitu masih dalam bentuk batu utuh (sangat kasar). Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman ini adalah:
  • Hidup secara berkolompok
  • Berdiam disekitar aliran sungai, goa atau pohon.
  • Mengandalkan makanan dari alam dengan cara mengumpulkan makanan (food gathering) dan berburu sehingga selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain (nomaden)
Di Indonesia manusia purba yang hidup adalah Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Robustus, Meganthropus Paleojavanicus, Homo Soloensis dan Homo Wajakensis. Peralatan yang telah ditemukan pada tahun 1935 oleh Von Koenigswald di daerah Pacitan adalah kapak genggam dan chopper (alat penetak) dan kapak perimbas. Penggunaan kapak genggam sebagai alat berburu hampir merata diseluruh wilayah Indoensia di antaranya Pacitan, Sukabumi, Ciamis, Lahat. Bengkulu, Bali, Flores dan Timor.
(2) Zaman mezolitikum
Zaman mezolitikum artinya zaman batu tengah (madya) atau disebut juga zaman mengumpulkan makanan tingkat lanjut dimulai pada akhir zaman es sekitar 10.000 tahun yang lalu.
Ciri-ciri zaman mezolitikum:
  • Manusia yang hidup adalah bangsa Melanesoid yang merupakan nenek moyang orang Papua, Semang, Aeta, Sakai, dan Aborigin
  • Mengumpulkan makanan (Food gathering)
  • Tinggal di gua di bawah bukit karang (abris souche roche)
  • Munculnya kesenian pada dinding gua, yaitu gua leang-leang di Sulawesi Selatan oleh Ny. Heeren Palm pada tahun 1950.
  • Peralatan yang digunakan adalah Kapak sumatera (pebble culture) alat-alat dari tulang hewan (bone culture) dan alat serpih (flakes culture). Van Stein Callenfels menemukan alat-alat berupa mata panah, flakes, batu penggiling di gua lawa dekat sampung, Ponorogo.
  • Ditemukan kjokenmonddinger (sampah dapur)
(3) Zaman Neolitikum
Zaman Neolitikum artinya zaman batu baru (muda). Di Indonesia zaman neolitikum diperkirakan dimulai sekitar tahun 1500 SM. Cirri dari zaman Neolitikum:
  • Food producing (menghasilkan makanan), yaitu dengan bercocok tanam dan memelihara ternak.
  • Kehidupan menetap di rumah panggung untuk menghindari binantang buas
  • Adanya perubahan pola hidup (Revolusi kebudayaan)
  • Peralatan hidup yang digunakan adalah: beliung persegi dan kapak lonjong. Kepak persegi menyebar di indoneisa bagian barat diperkirakan budaya ini berasal dari yunan di Cina Selatan. Kapak lonjong tersebang di Indonesia bagian timur yang didatangkan dari Jepang.
(4) Zaman Megalitikum
Zaman megalitikum artinya zaman batu besar. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan dinamisme yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Penignggalan megalitikum ditemukan di Nias, sumba< Flores, sumatera selatan, Sulawesi tenggara dan Kalimantan dalam bentuk:
  • Menhir (tugu batu sebagai tempat pemujaan)
  • Dolmen (meja batu untuk menaruh sesajen)
  • Sarkofagus (bangunan berbentuk lesung yang menyerupai peti mati)
  • Kubur batu (lempeng batu yang disusun untuk mengubur mayat)
  • Punden berundak (bangunan bertingkat-tingkat untuk pemujaan)
  • Arca (perwujudan subjek pemujaan berupa manusia atau hewan)
Zaman logam (zaman perundagian).
Zaman logam ditandai dengan ditemukannya teknik pembuatan alat-alat logam untuk menunjang kehidupan manusia. Di Indonesai zaman logam sering disamakan sebagai zaman perunggu karena penemuan alat-alat logam yang didominasi oleh alat-alat perunggu sekalipun terdapat alat-alat dari besi dalam jumlah sedikit.
Zaman perunggu. Manusia purba Indonesia hanya mengalami zamn perunggu tanpa melalui zaman tembaga. Kebudayaan zaman perunggu merupakan hasil asimilasi dari antara masyarakat asli Indonesia (proto melayu) dengan deutro melayu (melayu muda). Manusia memiliki kepanadian dalam jal melebur perunggu.
Teknik yang dikenal di Indonesia berasal dari budya Dong Son di Tonkin (Vietnam). Taknik yang digunakan dalam pembuatan logam adalah bivolve dan cire perdue Kapak perunggu di Indonesia terdapat berbagai bentuk. Artefak yang paling menarik adalah gendering perunggu yang amat besar disebut nekara. Selain itu terdapat moko yang memiliki kemiripan dengan nekara, tetapi memiliki bentuk yang lebih tinggi dan ramping. Moko banyak ditemukan di Bali.

Masa Hindu Budha di Indonesia
Masuk dan berkembangnya Budaya Hindu-Budha di Indonesia
Hubungan antara Indonesia dengan pusat Hindu-Budha (India) berawal dari hubungan dagang. Pada awal mahesi telah terjadi hubungan perdagangan antara India, Indonesia dan Cina. Kebudayaan India yang bercorak Hindu-Budha, mempengaruhi paling besar kebudayaan Indonesia. Berikut ini teori-teori mengenai masuknya agama Hindu ke Indonesia
  • Teori Brahmana, diungkapkan oleh Van Leur, menurut pendapatnya masuknya agama hindu ke Indonesia dibawa oleh kaum brahmana. Para Brahmana didatangkan atas undangan kepala suku untuk upacara penobatan (abhiseka). Selain itu hanya kaum brahmana yang paling menguasai bahasa sansekerta yang merupakan bahasa Kitab Weda.
  • Teori Waisya, dikemukakakan oleh N.J Krom. Krom berpendapat bahwa masuknya agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh para pedagang. Selain melakukan aktivitas dagang, mereka juga melakukan interaksi dengan penduduk Indonesia. Dalam menanti angin musim, paling sedikit mereka harus tinggal selama enam bulaan di Indonesia. Disinilah kebudayaan yang mereka miliki menyebar luas.
  • Teori Kesatria, dikemukakan oleh Majundar. Majundar menyatakan bahwa agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh para Kesatria. Para kesatria India melakukan penaklukan sambil menyebarkan agama Hindu. Kelemahan teori ini adalah tidak ada bukti kolonialisasi India di Indonesia.
  • Teori Arus Balik, dikemukakan oleh George Coedes dan F.D.K Bosch. Teori ini menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu di Indonesia dilakukan oleh orang Indonesia sendiri. Orang Indonesia yang berdagang ke India kemudian membawa kebudayaan India ke Indonesia.
Di samping berkembangnya budaya Hindu, di Indonesia juga berkembang agama Budha. Agama Budha disebarkan melalui misi khusus yang disebut Dharmaduta. Agama Budha sudah mulai masuk di Indonesia pada abad ke-2 M dengan bukti ditemukannya patung perunggu Budha di Sempaga (Sulawesi Selatan), Jember (Jawa Timur) dan Bukit Siguntang (Sumatera Selatan) yang bergaya Amarawati (India Selatan). Ajaran agama Budah berdasarkan kitab Tripitaka(Tiga keranjang).
Pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha dalam Masyarakat Indonesia
  • Bidang Sosial
Setelah masuknya agama Hindu terjadi perubahan dalam tatanan sosial masyarakat Indonesia. Hal ini nampak pada pembagian masyarakat yang dikenal dengan kasta. Dalam agama Hindu terdapat empat kasta yaitu Kasta Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Kemudian ada satu kelompok lagi yang dibuang dari kastanya karena telah berbuat kesalahan nama kelompok tersebut adalah kasta Paria. Selain adanya kasta, terjadi pula perubahan nama kerajaan maupun raja yang memerintah sebagai contoh raja Kutai menggunakan nama Aswawarman yang merupakan nama yang banyak digunakan di India.
  • Bidang Kepercayaan
Sebelum masuknya pengaruh Hindu-budha, bangsa Indonesia sudah memiliki system kepercayaan tersendiri, yaitu Animisme (percaya pada roh nenek moyang) dan dinamisme (percaya pada benda). Masuknya agama Hindu-Budha mendorong masyarakat Indonesia memeluk agama Hindu-Budha. Terjadi adanya sinkritisme yaitu penyatuan paham-paham antara animisme dinamisme dengan Hindu-Budha.
  • Bidang Politik
System pemerintahan Indonesia sebelum masuknya agama Hindu-Budha berbetuk kesukuan. Ketika pengaruh agama Hindu-Budha masuk, maka berdiri kerajaan yang bercorak hindu-Budha yang berkuasa secara turun temurun.
  • Bidang Pendidikan
Masuknya Hindu-Budha berpengaruh dalam bidang pendidikan. Sebelum masuknya Hindu-budha, bangsa Indonesia belum mengenal tulisan. Dengan masuknya agama Hindu-Budha mengenal tulisan yaitu huruf pallawa dan bahasa Sansekerta. Turunan dari bahasa sansekerta adalah bahasa Kawi, bahasa Jawa kuno dan Bali kuno.
  • Bidang Seni dan Budaya
  1. Seni tulis, masuknya budaya Hindu-Budha, memunculkan banyak karya sastra di Indonesia. Sebagai contoh: Kitab Bharatayudha karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular, dan Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca.
  2. Seni bangunan, terlihat dari bangunan Candi. Candi merupakan bentuk akulturasi antara kebudaayan local (local genius) dengan Hindu-Budha, bangunan seperti candi sudah ada di Indonesia pada masa megalitikum berupa punden berundak. Di Indonesia, candi selain tempat ibadah juga digunakan untuk makam raja-raja.
  3. Seni rupa, nampak berupa patung dan relief. Patung Hindu-Budha banyak ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia. Selain patung juga terdapat relief pada dinding-dinding candi seperti di Candi Bororbudur.
  • Sistem kalender. Diadopsi dari system kalender India. Hal itu nampak pada penggunaan tahun saka di Indonesia dan Candrasangkala/kronogram. Dalam kalender saka satu tahun terdiri dari 354 hari. Saat matahari, bumi dan bulan pada garis lurus diperingati sebagai hari nyepi. Candrasangkala adalah huruf angka berupa susunan kalimat. Contoh Sirna Ilang Kertaning Bumi diartikan 1400 saka atau 1478 (sirna=0, ilang=0, kertaning=4, bumi=1).


Masa Islam
Agama Islam adalah agama mayoritas yang dipeluk oleh masyarakat Indonesia. Penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang baik itu Arab, Persia maupun India. Di samping para pedagang, para Wali Songo memegang peranan penting dalam penyebaran agama islam di Pulau Jawa.
Masuk dan Berkembangnya Agama Islam
Sumber tentang masuknya Islam berasal dari sumber dalam negeri dan luar negeri.
  • Sumber luar negeri
  1. Berita dari Arab. Para pedagang Arab berdagang ke Indonesia pada sekitar abad ke-7 pada masa kejayaan kerajaan Sriwijaya. Orang Arab menyebut Sriwijaya dengan sebutan Zabag, Zabay atau Sribusa.
  2. Berita dari India, menyatakan bahwa yang berperan dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam adalah pedagang dari Gujarat (India)
  3. Berita dari Eropa, berita ini ditulis oleh Marcopolo yang menyatakanbawa di Sumatera bagian utara telah muncul kerajaan Islam yang bernama Samudera pasai (abad ke-13). Selain itu ada buku “suma oriental” karya Tome Pires yang menceritakan tentang hancurnya pemerintah Hindu dan munculnya kerajaan-kerajaan Islam.
  4. Berita dari Cina, ditulis oleh Ma-Huan seorang penulis dalam ekspedisi Laksamana Cheng-Ho menyatakan sekitar tahun 1400 banyak pedagang Islam yang tinggal di pesisir Pulau Jawa.
  • Sumber dalam negeri
  1. Nisan Fatimah binti Maimun (1082 M) di leran Gresik. Pada makam tersebut terdapat tulisan Arab.
  2. Makam Sultan Malikul Saleh (1297 M), di Sumatera Utara, corak makam ini mirip batu nisan yang dibuat oleh orang-orang Cambay, Gujarat.
  3. Makam Syekh Maulana Mailik Ibrahim (1419), dimana jirat makam didatangkan dari Gujarat.
Berdasarkan banyaknya pendapat mengenai masuknya islam, dapat disimpulkan mengenai perkambangan islam di Indonesia
  • Mada kedatangan Islam kemungkinan abad ke 7 M sampai 8 M
  • Masa penyebaran Islam mulai abad ke-13 sampai dengan 16 M
  • Masa perkembangan Islam mulai abad ke-15 M melalui kerajaan-kerajaan Islam
Perkembangan agama dan kebudayaan islam (proses islamisasi) di Indonesia melalui saluran-saluran sebagai berikut:
  • Saluran perdagangan
  • Saluran perkawinan
  • Saluran tasawuf (aliran ketuhanan dengan mistik)
  • Saluran Pendidikan (Pondok Pesantren)
  • Saluran Seni Budaya contoh melalui Wayang
  • Saluran Dakwah
Proses islamisasi di Pulau Jawa tidak dapat dilepaskan dari peranan Walisongo. Para walisongo yaitu, Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik), Raden Rahmat (Sunan Ampel), Syarifudin (Sunan Drajat), Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang), Raden Paku (Sunan Giri), Raden Mas Syahid (Sunan Kalijaga), Raden Umar Said (Sunan Muria), Ja’far Sodiq (Sunan Kudus) dan Fatahillah (Sunan Gunung Jati). Sementara di luar Jawa, penyebar agama islam antara lain Datuk Ribandang dan Datuk Sulaeman di Sulawesi Selatan, Tuan Tunggang Parangan di Kalimantan, Penghulu Demak di Kalimantan Selatan, Kiai Gede Ing Suro di Palembang.
Proses penyebaran Islam berjalan dengan lancar dan cepat. Beberapa factor yang mepengaruhi penyebaran Ismam mudah diterima oleh masyarakat Indonesia adalah:
  • Syarat masuk cukup mudah dan sederhana
  • Pelaksanaan ibadah sederhana dan biaya murah
  • Agama islam tidak mengenal kasta
  • Aturan-aturan dalam islam fleksibel dan tidak memaksa
  • Agama islam Gujarat telah mendapat pengaruh Hindu dan tasawuf sehingga mudah dipahami dan diterima
  • Penyebaran dilakukan secara damai
  • Runtuhnya kerajaan Hindu Majapahit
Pengaruh Kebudayaan Islam di Indonesia
  • Bidang sosial,
Agama islam menjadi agama mayoritas di Indonesia. Dalam agama islam tidak mengenal system kasta. Penggunaan kosakata Arab baik dalam kata-kata maupun pemberian nama. Selain itu penggunaan nama hari menggunakan bahasa Arab. System angka (1,2,3….) juga merupakan budaya Arab.
  • Bidang politik
Digunakan aturan-aturan islam dalam bidang pemerintahan. Selain itu juga banyak raja yang menggunakan gelar dari Arab, misalnya Sultan, Penembahan, Maulana dan Susuhunan/Sunan.
  • Bidang pendidikan
Salah satu wujud dari pengaruh Islam dalam bidang pendidikan adalah dikenalnya pendidikan di pondok pesantren. Pesantren adalah asrama bagi siswa yang menuntut ilmu islam. Pondok pesantren terbagi menjadi dau  yaitu pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama, dan pesantren yang mengajarkan ilmu agama dan umum.
Bidang seni dan budaya
Seni bangunan
  • Masjid Kuno memiliki ciri-ciri, atapnya berbentuk tumpang, mimbar berbentuk teratai, terdapat kolam, memiliki gapura, menghadap alun-alun dan biasanya adalah ukiran-ukiran bermotif hewan atau tumbuhan. Contoh masji Kuno, Masjid Agung Demak, Masjid Banten, Masjid Agung Kasepuhan (Cirebon).
  • Keraton memiliki ciri atap bertingkat, dan pintu masuk menghadap alun-alun serta terdapat masjid agung. Contoh Keraton Surakarta dan Yogyakarta.
  • Pintu Gerbang Kerajaan mendapatkan pengaruh islam seperti di Keraton Sumenep yang terdapat tulisan Assalamualaikum.
Seni Rupa
  • Nisan adalah tonggak dari batu atau kayu yang menandai tempat orang meninggal. Contoh makam Fatimah binti Maimun.
  • Kaligrafi adalah menulis indah dan disusun dalam aneka bentuk menarik dengan menggunakan huruf Arab. Agam Islam melarang melukis malhuk hidup.
Seni Sastra antara lain
  • Suluk yaitu karya sastra yang brisi ajaran-ajaran tasawuf. Contoh Suluk Sukrasa, Suluk Wiji dan Suluk Sunan Bonang.
  • Hikayat yaitu dongeng atau cerita rakyat yang sudah ada sebelum masuknya islam, selalu dikaitkan dengan dengan tokoh sejarah. Cotoh Hiakayat Amir Hamzah, Hikayat Hang Tuah, dan Hikayat-hikayat raja Pasai.
  • Babad yaitu kisah sejarah yang terkadang memuat istilah-istilah raja suatu kerajaan Islam. Contoh babad tanah Jawi
  • Syair yaitu karya sastra yang berupa sajak dan terdiri dari empat baris. Contoh Syair Abdul Malik, Syair Burung Pingai.
  1. Seni pertunjukan, misalnya saja Sekaten dan Wayang
  2. Seni busana seperti sarung, baju koko, kopiah, kerudung dan jilbab.
Sistem kalender
Pada masa Sultan Agung (Raja Mataram) terjadi akulturasi antara kalender Hijriyah dengan Saka. Kalender tersebut berlaku tanggal 8 Juli 1633 atau tanggal 1 suro 1555 (1 Muharram = 1403 Hijriyah) untuk kemudian disebut tahun jawa.