Blog Competition 2019 #2019GANTIBIMBEL

Kelas 7 - BAB 2 Interaksi Sosial Dan Lembaga Sosial

A. Proses Sosial dan Interaksi Sosial

1. Pengertian Interaksi Sosial
Secara Bahasainter (antar/saling); action (tindakan).
Secara Etimologis: hubungan timbal balik antarsesamanya.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok .
Menurut Charles P. Loomis, ciri-ciri interaksi sosial adalah:
-  Jumlah pelaku lebih dari satu orang.
-  Komunikasi antarpelaku menggunakan simbol dan lambang.
-  Ada dimensi waktu.
-  Ada tujuan yang hendak dicapai.

2. Syarat terjadinya Interaksi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial terjadi karena terpenuhinya 2 syarat, yaitu:

a. Kontak sosial
Dalam Sosiologi, kontak sosial dapat terjadi dengan atau tanpa hubungan fisik.
Kontak sosial memiliki sifat-sifat:
- Bersifat positif jika menghasilkan kerja sama dan bersifat negatif jika menghasilkan pertikaian.
- Bersifat primer jika pelaku interaksi bertemu muka langsung. Bersifat sekunder jika melalui suatu perantara.

b. Komunikasi
Komunikasi memuat komponen-komponen sebagai berikut:
Komunikator : penyampai pesan
Komunikan : penerima pesan
-  Pesan : segala sesuatu yang disampaikan komunikator
-  Media : sarana untuk menyampaikan pesan
-  Efek : perubahan yang terjadi pada komunikan setelah mendapat pesan dari komunikator                 

Adanya komunikasi menimbulkan kontak sosial. Akan tetapi, adanya kontak sosial belum tentu menimbulkan komunikasi. Interaksi sosial juga dapat terjadi melalui komunikasi nonverbal. Setiap pihak menyadari keberadaan pihak lain yang dapat menyebabkan perubahan perasaan.

3. Jenis-jenis Interaksi Sosial
1.     Interaksi antar individu. Contoh: ketika kita sedang berbicara dengan orang lain.
2.     Interaksi individu dengan kelompok. Contoh: ketika guru sedang mengajar muridnya.
3.     Interaksi antar kelompok. Contoh: ketika tim sepakbola melawan tim sepakbola laindalam suatu pertandingan bola.
Jika interaksi sosial terjadi berulang dengan pola yang sama dan bertahan dalam waktu tertentu, maka akan mewujudkan hubunga sosial. Hubungan sosial tersebut dapat menimbulkan terjadinya bentuk kerja sama  atau dapat juga berbentuk pertentangan/pertikaian.



B. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial dilandasi oleh beberapa faktor, baik dari dalam diri manusia itu sendiri maupun dari luar.

1. Faktor dari dalam manusia meliputi:
·         Dorongan kodrati sebagai makhluk sosial
·         Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
·         Dorongan untuk mengembangkan diri

2. Faktor dari luar manusia
   •    Imitasi : proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa saja yang dimiliki orang lain. Imitasi bisa membawa dampak positif dan negatif, tergantung dari yang ditiru.
   •    Identifikasi : upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk menjadi samadengan orang lain yang ditirunya.
  •    Sugesti : rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lainnya sedemikian rupa, sehingga orang yang diberikan sugesti tersebut menuruti apa yang disugestikannya tanpa berfikir lagi secara kritis dan rasional (bersifat negatif).
  •    Motivasi : rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lainnya sedemikian rupa, sehingga orang yang diberikan motivasi tersebut menuruti apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab (bersifat positif).
  •    Simpati : suatu proses kejiwaan, di mana seorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau sekelompok orang, karena sikapnya, penampilannya, wibawanya, atau perbuatannya yang sedemikian rupa.
 •     Empati: mirip dengan simpati, tapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja tapi dibarengi perasaan yang sangat dalam.



C. STATUS DAN PERANAN INDIVIDU DALAM INTERAKSI SOSIAL
Status seseorang menentukan perannya, peran seseorang menentukan perilakunya.

1. Status (kedudukan)
Adalah posisi seseorang dalam kelompok masyarakat secara umum sehubungan dengan keberadaan orang lain di sekitarnya. Seseorang dapat mempunyai beberapa status karena ikut serta dalam berbagai pola kehidupan.
Menurut Ralph Linton, ada tiga macam status, yaitu:
• Ascribed Status
Status yang diperoleh secara otomatis melalui kelahiran. Status ini bersifat tertutup, yaitu hanya pada orang tertentu saja.
• Achieved Status
Status ini diperoleh melalui usaha-usaha yang dilakukan sendiri. Jadi, status ini terbuka bagi setiap orang. Semua orang dapat mencapainya, asalkan memenuhi syarat tertentu.
• Ascribed Status
Status ini merupakan pemberian dari orang lain. Status ini umumnya diberikan kepada orang yang berjasa memperjuangkan sesuatu bagi masyarakat.

2. Peran sosial
Peran adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan status sosialnya. Jika seseorang telah melaksanakan kewajiban dan meminta haknya sesuai dengan status yang disandangnya, maka ia telah melaksanakan perannya. Status dan peran tidak dapat dipisahkan karena tidak ada peran tanpa status dan sebaliknya.



D. BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL

Proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial ada 2, yaitu:

1. Proses Sosial Assosiatif
Adalah proses sosial yang menuju terbentuknya persatuan/integrasi sosial dan mendorong terbentuknya pranata, lembaga atau organisasi sosial. Yang termasuk proses sosial sssosiatif, antara lain:

a. Kerja sama
è usaha bersama antara individu dengan individu lainnya, antar individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama timbul saat seseorang menyadari bahwa mereka punya kepentingan bersama. Kerja sama menuntut adanya pembagian kerja dan keadilan, sehingga rencana kerja sama dapat tercapai dengan baik untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama akan bertambah kuat bila ada bahaya dari luar yang mengancam kelompoknya.
1)  Kerukunantolong menolong dan gotong royong (kerja bakti)
2)  BergainingKerja sama yang pelaksanaannya dengan perjanjian tentang pertukaran barang-barang atau jasa antara dua organisasi atau lebih.
3)  KooptasiSuatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara menjaga stabilitas dan menghindari terjadinya kegoncangan.
4)  KoalisiKombinasi antara 2 organisasi/lebih yang punya tujuan sama.
5)  Joint venture:Kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu.

b. Akomodasi
Tujuan akomodasi:
1)      Mengurangi pertentangan antarindividu, individu-kelompok atau antarkelompok sebagai akibat adanya perbedaan pendapat.
2)      Mencegah meledaknya pertentangan untuk sementara waktu.
3)      Memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yg hidupnya terpisah sbg akibat faktor-faktor psikologis dan kebudayaan.
4)      Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah.
Akomodasi mempunyai beberapa bentuk, antara lain:
- Koersi (coercion): bentuk akomodasi yang prosesnya melalui paksaan fisik maupun psikologis. Dalam koersi, ada pihak yang lemah dan ada pihak yang kuat.
- Kompromi (compromise): bentuk akomodasi yang terjadi karena pihak yang bersengketa saling mengurangi tuntutannya agar tercapai kesepakatan.
-  Arbitrasi (arbitration): akomodasi dengan menggunakan jasa pihak ketiga karena pihak yang bersengketa tidak mampu menyelesaikan persengketaan. Pihak ketiga ini ditunjuk oleh yang bersengketa atau pihak yang berwenang.
- Mediasi (mediation): hampir mirip dengan arbitrasi, hanya saja pihak ketiganya netral dan tidak bisa memutuskan. Ia hanya bisa mengusahakan jalan damai tapi tidak mempunyai wewenang untuk menyelesaikan masalah.
- Konsiliasi (consiliation): usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak yang berselisih untuk mencapai mufakat.
-  Adjudikasi: cara penyelesaian perkara lewat pengadilan.
- Toleransi: bentuk akomodasi tanpa persetujuan formal. Kadang kala toleransi timbul secara tidak sadar dan spontan akibat reaksi alamiah individu.  

                                                                                            
C. Asimilasi
èupaya untuk mengurangi perbedaan antarindividu/kelompok untuk menghasilkan suatu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan bersama.Asimilasi terjadi pada masyarakat yang berbeda kebudayaan sehingga terbentuk kebudayaan baru dalam waktu lama.Asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerja sama dan akomodasi.
Syarat-syarat asimilasi:
1. Terdapat sejumlah kelompok yang punya kebudayaan berbeda.
2. Terjadi pergaulan antarindividu dan kelompok secara intensif dalam waktu yang lama.
3. Kebudayaan masing-masing kelompok mengalami perubahan dan penyesuaian diri.
Faktor-faktor yang mendukung terjadinya asimilasi:
1. Sikap menghargai dan menghormati orang lain dan kebudayaannya.
2. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
3. Persamaan dalam unsur budaya secara universal.
4. Terjadinya perkawinan campur antarkelompok yang berbeda budaya.
5. Mempunyai musuh yang sama dan meyakini kekuatan masing-masing untuk menghadapi musuh tersebut.
Faktor yang menjadi penghalang asimilasi:
1. Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu.
2. Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan baru.
3. Adanya prasangkan buruk terhadap kebudayaan baru.
4. Adanya perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit, atau warna rambut.
5. Adanya perasaan keterikatan yang sangat kuat terhadap kebudayaan yang sudah ada.

d. Akulturasi
è hasil perpaduan dua kebudayaan berbeda yang membentuk suatu kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan ciri-ciri kebudayaan masing-masing. Proses akulturasi berlangsung dalam waktu yang lama.

2. Proses Sosial Disosiatif (oposisi)
Suatu cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.  Yang termasuk proses sosial disosiatif antara lain:
A. Persaingan
èproses sosial ketika individu-individu/kelompok-kelompok manusia bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Persaingan terjadi hampir di setiap bidang kehidupan. Namun persaingan harus dilakukan secara jujur dan sportif.
B. Kontravensi
èproses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi biasanya bersifat rahasia. Dalam kontravensi, lawan tidak diserang secara fisik tapi secara psikologis sehingga ia menjadi tidak tenang.
C. Konflik
èproses sosial yang terjadi ketika pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak yang lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Konflik muncul karena adanya perbedaan perasaan, kebudayaan ataupun perbedaan kepentingan.



E.PENGERTIAN LEMBAGA SOSIAL
Menurut Hoarton dan Hunt, lembaga sosial (institutation) bukanlah sebuah bangunan, bukan kumpulan dari sekelompok orang, dan bukan sebuah organisasi. Lembaga (institutations) adalah suatu system norma untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan  yang oleh masyarakat dipandang penting  atau secara formal, sekumpulan kebiasaan dan tata kelakuan yang berkisar pada suatu kegiatan pokok manusia. Dengan kata lain Lembaga  adalah proses yang terstruktur (tersusun} untuk melaksanakan berbagai kegiatan tertentu.
 Pendapat para tokoh tentang Difinisi Lembaga social :
1.     Menurut Koentjaraningkrat : Pranata social adalah suatu system tatakelakuan dan hubungan yang berpusat kepada akatifitas social untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
2.     menurut Leopold Von Weise dan Becker : Lembaga social adalah jaringan proses hubungan antar manusia dan antar kelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu beserta pola-polanya yang sesuai dengan minat kepentingan individu dan kelompoknya.
3.     Menurut Robert Mac Iver dan C.H. Page : Lembaga social adalah prosedur atau tatacara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.
4.     Menurut Soerjono Soekanto, Pranata social adalah himpunana norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehiduppan masyarakat.

Proses pertumbuhan lembaga social.
Timbulnya institusi social dapat terjadi melalui 2 cara yaitu :
1.     secara tidak terncana
2.     secara terencana

Secara tidak terencana maksudnya adalah institusi itu lahir secara bertahap dalam kehidupan masyarakat, biasanya hal ini terjadi ketika masyarakat dihadapkan pada masalah atau hal-hal yang berhubungan  dengan pemenuhan kebutuhan hidup  yang sangat penting. Contohnya adalah dalam kehidupan ekonomi , dimasa lalu , untuk memperoleh suatu barang orang menggunakan system barter , namun karena dianggap sudah tidak efisien dan menyulitkan , maka dibuatlah uang sebagai alat pembayaran yang diakui masyarakat, hingga muncul lembaga ekonomi seperti bank dan sebagainya.
 
Secara terencana maksudnya adalah institusi muncul melalui suatu proses perncanaan yang matang yang diatur oleh seseorang atau kelompok orang yang memiliki kekuasaan dan wewenang. Contohnya lembaga transmigrasi yang dibuat oleh pemerintah sebagai cara untuk mengatasi permasalahan kepadatan penduduk. Singkat kata  bahwa proses terbentuknya lembaga social berawal dari individu yang saling membutuhkan . Saling membutuhkan ini berjalan dengan baik kemudian timbul aturan  yang disebut norma kemasyarakatan. Norma kemasyarakatan dapat berjalan baik apabila terbentuk  lembaga social.
  
Untuk dapat membedakan kekuatan tingkatan mengikat norma  secara sosiologis dikenal empat macam norma  :
1.     Cara (usage) . Norma ini menunjukan suatu bentuk perbuatan dan mempunyai kekuatan sangat lemah. Cara (usage) lebih menonjol dalam hubungan antar individu dalam masyarakat. Suatu penyimpangan terhadap norma ini tidak akan mengakibatkan hukuman tetapi biasanya dapat celaan. Contoh cara makan  yang berisik, minim sambil bersuara dll.
2.     Kebiasaan folkways) menunjukan pada perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Contoh orang yang mempunyai kebiasaan memberikan hormat kepada orang yang lebih tua usianya dll.
3.     Adat istiadat (custom) Tata kelakuan yang telah berlangsung lama dan terintegrasi secara kuat dengan pola perilaku masyrakat dapat meningkatkan kekuatan normatifnya menjadi adat istiadat.



F. TIPE-TIPE LEMBAGA SOSIAL

Berdasarkan sudut perkembangan
1. Cresive institution yaitu istitusi yang tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat.
Contoh institusi agama, pernikahan dan hak milik.

Berdasarkan sudut nilai yang diterima oleh masyarakat.
1. Basic institutions yaitu institusi social yang dianggap penting untuk memlihara dan
mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Contohnya keluarga, sekolah, Negara
dianggap sebagai institusi dasar yang pokok.
2. Subsidiary institutions yaitu institusi social yang berkaitan dengan hal-hal yang dianggap
oleh masyarakat kurang penting dan berbeda di masing-masing masyarakat.

Berdasarkan sudut penerimaan masyarakat .
1.  Approved atau social sanctioned institutions yaitu institusi social yang diterima oleh
masayarakat misalnya sekolah atau perusahaan dagang.
2. Unsanctioned institutions yaitu institusi yang ditolak masyarakat meskipun masyarakat
tidak mampu memberantasnya. Contoh organisasi kejahatan.

Berdasarkan sudut penyebarannya.
1.  General institutions yaitu institusi yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat.
Contohnya  institusi agama
2. Restrikted institutions intitusi social yang hanya dikenal dan dianut oleh sebagian kecil masyarakat tertentu, contoh  islam, protestan, katolik  dan budha.

Berdasrkan sudut fungsinya
1.  Operative institutions  yaitu institusi yang berfungsi menghimpun pola-pola atau cara-cara yang diperlukan dari masyarakat yang bersangkutan. Contoh institusi ekonomi

2.  Regulative institutions yaitu institusi yang bertujuan mengawasi adat istiadat atau tatakelakuan dalam masyarakat. Contoh institusi hukum dan politik seperti pengadilandan kejaksaan.



 G. PERAN DAN FUNGSI LEMBAGA PENDIDIKAN

1.  Fungsi manifest pendidikan
     a. membantu orang untuk mencari nafkah
     b. menolong mengembangkan potensinya demi pemenuhan        kebutuhan hidupnya.
       c. Melestarikan kebudayaan dengan cara mengajarkannya.
       d. Merangsang partisipasi demokrasi melalui pengajaran     
           berbicara dan cara berpikir rasional.
     
3.     Fungsi laten lembaga pendidikan.
Fungsi ini berkaitan dengan fungsi lembaga pendidikan secara tersembunyi yaitu menciptakan atau melahirkan kedewasaan peserta didik.


Singkat kata bahwa fungsi pendidikan yang berkaitan dengan fungsi yang nyata (manifest) adalah :
1.  mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah
2.  mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan  pribadi dan bagi kepentaingan masyarakat.
3.  melestarikan kebudayaan
4.  menanamkan ketrampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.