- Get link
- X
- Other Apps
a. Polusi air
Dalam kehidupan
sehari-hari kita memerlukan air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan
keperluan lain. Air yang kita manfaatkan sebaiknya dapat memenuhi syarat kuantitas dan kualitas. Secara kuantitas rata-rata keperluan air per hari per kapita
sebanyak 100 liter. Secara kualitas
air yang sehat harus memenuhi
syarat fisika, kimia, dan biologi agar tidak merugikan kesehatan. Secara
fisika, air yang sehat adalah air yang jernih, tidak berasa, dan tidak
berbau. Secara kimia, air yang
sehat harus bebas dari bahan
beracun dan berbahaya (B3). Dan secara biologi, air yang sehat harus
memenuhi syarat tidak
mengandung mikroorganisme patogen
yang dapat menyebabkan penyakit.
Agar kesehatan tetap terjaga dan
terpelihara maka konsumsi akan air harus mempertimbangkan sumber air.
Sumber air untuk
keperluan manusia dan perikehidupan lainnya pada umumnya di Indonesia berasal
dari air dalam tanah (ground water) misalnya air sumur, air dari
mata air dan air permukaan (surface
water) misalnya air kali, air rawa, air kolam dan air hujan. Sebagian besar masyarakat Indonesia , menggunakan air sumur sebagai air rumah tangga, karena memang secara geografis tanah di Indonesia memungkinkan untuk pembuatan sumur, kecuali
daerah-daerah tertentu yang sulit
digali untuk dibuat sumur. Selain
berasal dari sumur, masyarakat perkotaan memperoleh
air dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Karena sulitnya mendapatkan air bersih tak jarang sebagian masyarakat masih mengkonsumsi
air permukaan yang berasal dari air rawa, air hujan, bahkan air sungai
tanpa proses pengolahan.
Penggunaan air sungai dan air tercemar lainnya sebagai air konsumsi dapat merugikan
kesehatan, karena air
sungai dapat terakumulasi
oleh limbah industri dan domestik
yang berbahaya. Keanekaragaman hayati
hidrobiota dapat mengalami
penyederhanan, kematian dan bahkan terjadi kepunahan jika
proses pencemaran berjalan terus menerus.
Para petani di sawah
membasmi hama serangga dengan menggunakan pestisida. Pestisida yang berlebihan
akan terlarut dalam air dan akhirnya sampai ke sungai. Sampah-sampah rumah
tangga dikumpulkan kemudian dibuang ke sungai. Limbah-limbah industri dibuang
dan dialirkan ke sungai. Semua akhirnya bermuara di sungai dan pencemaran
polutan ini akhirnya sampai di tempat-tempat sepanjang aliran sungai bahkan
masuk lebih dalam lagi melalui saluran atau sungai-sungai yang lebih kecil.
Polusi air yang
disebabkan oleh zat-zat kimia buatan manusia mempunyai dampak negatif yang
lebih besar bila dibandingkan dengan zat-zat kimia alami seperti Zn, Pb, Cu,
Fe, Cl, sulfat, dan sebagainya.
Di sungai yang
alirannya lambat atau di danau banyak terdapat polutan yang mudah terurai dan
juga banyak zat organik yang menyuburkan tumbuhan dan ganggang yang hidup di
situ. Hal ini disebut eutrofikasi. Sebaliknya bila ganggang dan tumbuhan air
banyak yang mati dapat menyebabkan terjadinya pembusukan yang akan menghabiskan
banyak persediaan oksigen dalam air. Pada gilirannya akan menyebabkan
pengendapan dan pendangkalan danau.
1). Ditinjau dari asal
polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara lain :
a). Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat
mengandung polutan insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan
biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia
orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida
yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat
biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai
dengan aturan. Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik
yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air
kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang
demikian akan mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan
biota air akan mati karenanya.
b). Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga
yang cair merupakan sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat
dijumpai berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek,
air buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai.
Adapula bahan-bahan
anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air.
Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan
pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis berupa bibit
penyakit, bakteri, dan jamur. Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami
penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis
sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, kita
dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini
merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan
organik dari limbah pemukiman. Dikota-kota, air got berwarna kehitaman dan
mengeluarkan bau yang menyengat. Didalam air got yangdemikian tidak ada
organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah industri,
limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh
limbah yang ada.
c). Limbah Industri
Adanya sebagian
industri yang membuang limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan
tergantung pada jenis industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk),
polutan anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang
mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi panas).
Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah
industri. Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran. Dilaut, sering terjadi
kebocoran tangker minyak karena bertabrakan dengan kapal lain. Minyak yang ada
di dalam kapal tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan kilometer. Ikan,
terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang mati karenanya.
Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar,
kemudian permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.
d). Penangkapan Ikan
Menggunakan racun
Sebagian penduduk dan
nelayan ada yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan atau potas (racun)untuk
menangkap ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air. Racun tersebut tidak
hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih kecil. Dengan
demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk hidup yang ada
didalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan
pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya perairan.
Cara pencegahan dan
penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Cara pemakaian pestisida
sesuai aturan yang ada.
2) Sisa air buangan
pabrik dinetralkan lebih dahulu sebelum dibuang ke sungai
3) Pembuangan air
limbah pabrik tidak boleh melalui daerah pemukiman penduduk. Hal ini bertujuan
untuk menghindari keracunan yang mungkin terjadi karena penggunaan air sungai
oleh penduduk.
4) Setiap rumah
hendaknya membuat septi tank yang baik.
b. Polusi tanah
Tanah merupakan sumber daya alam yang mengandung benda organik
dan anorganik yang mampu mendukung kehidupan
manusia dan perikehidupan lainnya. Pencemaran menyebabkan susunan
tanah mengalami perubahan, sehingga menggangu kehidupan jasad
yang hidup di dalam tanah maupun
di permukaan. Pencemaran tanah dapat terjadi antara lain melalui pencemaran
langsung, dan tidak langsung. Pencemaran langsung terjadi karena penggunaan
pupuk yang berlebihan, pemberian pestisida dan pembuangan limbah yang tidak
dapat dicernakkan seperti plastik.
Pencemaran tidak langsung dapat terjadi melalui air, dan udara. Air yang mengandung polutan akan mengubah susunan kimia tanah sehingga mengganggu
jasad yang hidup atau di permukaan tanah. Udara yang
tercemar akan menurunkan hujan
yang mengandung bahan pencemar ini, akibatnya tanah akan tercemar juga. Bila membicarakan polusi tanah tidak akan
terlepas dari polusi air karena pencemaran tanah dipercepat oleh adanya air,
cotohnya sisa pestisida yang larut dalam air oleh petani akan terbawa kemana-mana, mencemari
tanah di sekitarnya atau tanah-tanah lain yang dilalui oleh aliran air
tersebut.
1). Pencemaran tanah dapat terjadi antara lain
melalui pencemaran langsung, dan tidak
langsung.
a). Pencemaran langsung
terjadi karena penggunaan pupuk yang berlebihan, pemberian pestisida dan
pembuangan limbah yang tidak dapat dicernakkan seperti plastic, kaca, dan kaleng. Bahan-bahan ini sukar
diuraikan oleh organisme dan mengakibatkan produktivitas tanah akan berkurang.
b). Pencemaran tidak
langsung dapat terjadi melalui air, dan
udara. Air yang mengandung polutan akan
mengubah susunan kimia tanah sehingga mengganggu
jasad yang hidup atau di permukaan tanah. Udara yang
tercemar akan menurunkan hujan
yang mengandung bahan pencemar ini, akibatnya tanah akan tercemar juga.
penggunaan pupuk
buatan, zat kimia pemberantas hama (pestisida), dan pemberantas tumbuhan
pengganggu (herbisida) dapat mencemari tanah, dan air. Penggunaan pupuk buatan
secara berlebihan menyebabkan tanah menjadi masam, yang selanjutnya berpengaruh
terhadap produktivitas tanaman. Tanaman menjadi layu, berkurang produksinya,
dan akhirnya mati. Pencemaran tanah oleh pestisida dan herbisida terjadi saat
dilakukan penyemprotan. Sisa-sisa penyemprotan tersebut akan terbawa oleh air
hujan, akhirnya mengendap di tanah. Penggunaan bahan-bahan kimiawi secara mengeras, dan akan retak-retak pada musim
kemarau.
Herbisida merupakan
pestisida yang 40% produknya sudah digunakan di dunia. Para petani menggunakan
herbisida untuk mengontrol atau mematikan sehingga tanaman pertanian dapat
tumbuh dengan baik. Percobaan pada kelinci dan kera menggunakan dosis herbisida
diatas 25% menunjukkan bahwa pemberian makanan dan minuman yang dicampur
herbisida dapat menyebabkan organ hati
dan ginjal hewan tersebut mudah terkena tumor dan kanker. Fungisida merupakan
pestisida yang digunakan untuk mengontrol atau memberantas cendawan (fungi)
yang dianggap sebagai wabah atau penyakit. Penyemprotan fungisida dapat
melindungi tanaman pertanian dari serangan cendawan parasit dan mencegah biji
(benih) menjadi busuk di dalam tanah sebelum berkecambah. Akan tetapi, sejak
metal merkuri sangat beracun terhadap manusia, biji-bijian yang telah mendapat
perlakuan fungisida yang mengandung metal merkuri tidak pernah dimanfaatkan
untuk bahan makanan. Fungisida dapat memberi dampak buruk terhadap lingkungan.
Insektisida merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membunuh serangga hama.
Jenis pestisida ini sudah digunakan manusia sejak lama. Pestisida dan herbisida
memiliki sifat sulit terurai dan dapat bertahan lama di dalam tanah. Residu
pestisida dan herbisida ini membahayakan kehidupan organisme tanah. Senyawa
organoklorin utama di dalam insektisida adalah DDT (Dikloro Difenil
Trikloroetana) dapat membunuh mikroorganisme yang sangat penting bagi proses
pembusukan, sehingga kesuburan tanah terganggu Tanah yang tercemar pupuk
kimiawi, pestisida, dan herbisida dapat mencemari sungai karena zat-zat
tersebut dapat terbawa air hujan atau erosi.
2). Cara pencegahan dan penanggulangan
pencemaran tanah, antara lain sebagai berikut :
a) Sebelum dibuang ke
tanah senyawa sintetis seperti plastik sebaiknya diuraikan lebih dahulu,
misalnya dengan dibakar.
b) Untuk bahan-bahan
yang dapat didaur ulang, hendaknya dilakukanproses daur ulang, seperti kaca,
plastik, kaleng, dan sebagainya.
c) Membuang sampah pada tempatnya.
d) Penggunaan pestisida dengan dosis yang telah
ditentukan.
e) Penggunaan pupuk
anorganik secara tidak berlebihan pada tanaman.
Kegiatan untuk
membersihkan permukaan tanah dikenal dengan remediasi. Sebelum melakukan
remediasi, hal yang perlu diketahui:
a) Jenis pencemar
(organik atau anorganik), terdegradasi atau tidak, berbahaya atau tidak.
b) Berapa banyak zat
pencemar yang telah mencemari tanah tersebut.
c) Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan
fosfat (P).
d) Jenis tanah.
e) Kondisi tanah (basah, kering).
f) Telah berapa lama zat pencemar terendapkan
di lokasi tersebut.
g). Kondisi pencemaran
(sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).
Ada dua jenis remediasi
tanah, yaitu in situ (atau on site) dan ex situ (atau off site). Pembersihan on
site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah,
terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off
site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang
aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar.
Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak atau tanki yang kedap, kemudian
zat pembersih dipompakan ke bak atau tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar
dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air
limbah. Pembersihan off site ini jauh lebih mahal dan rumit.
3) Bioremediasi
Bioremediasi merupakan
proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur,
bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar
menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah, ketersediaan air,
nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30 : 1, dan ketersediaan
oksigen.
Ada 4 teknik dasar yang
biasa digunakan dalam bioremediasi:
a) Stimulasi aktivitas
mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan
kondisi redoks, optimasi pH, dan sebagainya.
b) Inokulasi
(penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang
memiliki kemampuan biotransformasi khusus.
c) Penerapan
immobilized enzymes.
d) Penggunaan tanaman
(phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.
Bila membicarakan
polusi tanah tidak akan terlepas dari polusi air karena pencemaran tanah
dipercepat oleh adanya air, cotohnya sisa pestisida yang larut dalam air
oleh petani akan terbawa kemana-mana,
mencemari tanah di sekitarnya atau tanah-tanah lain yang dilalui oleh aliran
air tersebut.
c. Polusi udara
Jika udara di
atmosfer dicampuri dengan zat, energi, radiasi
dan komponen lainnya sehingga
kualitas udara turun dan tidak sesuai
dengan peruntukkannya berarti pencemaran udara sudah terjadi.
Pencemar udara dapat digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu pergesekan permukaan, penguapan dan
pembakaran.
Pergesekan permukaan
adalah penyebab utama pencemaran
partikel padat di udara antara lain penggergajian, pengeboran,
dan pengusahaan barang-barang seperti kayu, minyak, aspal dan baja. Penguapan merupakan perubahan
fase cairan menjadi
gas. Polusi udara banyak
disebabkan zat-zat yang mudah menguap,
seperti pelarut cat dan perekat.
Demikian pula terjadi uap
pencemar jika ada reaksi kimia pada suhu tinggi, tekanan rendah. Industri yang
berhubungan dengan cat, logam, bahan kimia
atau karet banyak memberikan pencemar ini.
Jika uap-uap ini berkondensasi
akan tampak pada kita dan
tertimbun mengotori ruangan.
Pembakaran merupakan reaksi kimia
yang berjalan cepat dan membebaskan energi, cahaya atau panas. Bahan bakar yang umum digunakan ialah kayu, batubara, kokas, minyak, semuanya berasal dari alam yang mengandung karbon. Pada pembakaran dihasilkan
senyawa karbondioksida dan air, disamping itu
juga arang dan jelaga.
Bahan-bahan polutan udara dapat berupa debu,
serbuk sari, bulu kucing atau zat-zat kimia seperti oksida karbon (CO, CO2),
Oksida nitrogen (NO, NO2), oksida belerang (SO2, SO3), persenyawaan hidro
karbon (CH4, C4H10), asbes, timbal, partikel cair seperti asam nitrat, asam
sulfat, pestisida, dan sebagainya.
Meskipun banyak polutan
yang bersifat alami tetapi kebanyakan polutan berasal dari pembakaran bahan
bakar fosil, seperti minyak bumi dan batu bara. Pembakaran bahan bakar ini
terjadi di pabrik-pabrik atau berasal dari kendaraan bermotor.
Polutan oksida nitrat
dan oksida belerang bila bersenyawa dengan uap air akan membentuk asam nitrat
dan asam sulfat, yang dalam jumlah besar dapat menimbulkan hujan asam yang
sangat berbahaya bagi kehidupan flora
dan fauna serta mikroorganisme tanah, termasuk manusia. karena dapat menyebabkan gatal pada kulit
bahkan menyebabkan kanker kulit. Polutan di udara dapat merusak bangunan,
menyebabkan korosi pada logam, dan banyak lagi kerusakan lain yang sangat
merugikan.
Penggunaan CFCs
(Chlorofluorocarbons) sebagai gas pendingin pada lemari es dan ruangan (AC),
serta gas penyemprot macam-macam kosmetik, menyebabkan gas tersebut menjadi
polutan di udara. Gas ini dapat merusak lapisan ozon yang berfungsi sebagai
penyaring radiasi ultraviolet dari cahaya matahari. Radiasi ultraviolet dengan
intensitas tinggi sangat berbahaya bagi manusia dan dapat menyebabkan kanker
kulit.
Pembakaran hutan,
pembakaran bahan bakar minyak bumi, batu bara, dapat menyebabkan peningkatan
kadar CO2 di udara beserta gas-gas lainnya. Makin besarnya kadar gas-gas ini di udara dapat
menyebabkan timbulnya efek rumah kaca (Green house effect) yang lebih
lanjut dapat berkembang menjadi munculnya fenomena
pemanasan (global warming)
Sama seperti air, udara
juga berada dalam simpul kedua dalam teori simpul Umar Fahmi Ahmadi. Udara juga
merupakan elemen yang amat sangat penting bagi kehidupan manusia. Setiap
hari,setiap menit, setiap detik umat manusia menghirup udara untuk
kehidupannya. Namun, sayangnya masih banyak umat manusia yang belum mengerti
akan pentingnya udara terutama oksigen sehingga banyak dari mereka mencemari
udara.
Jika udara di
atmosfer dicampuri dengan zat, energi, radiasi
dan komponen lainnya sehingga
kualitas udara turun dan tidak sesuai
dengan peruntukkannya berarti pencemaran udara sudah terjadi.
Pencemar udara dapat digolongkan ke dalam tiga kategori yaitu pergesekan permukaan, penguapan dan
pembakaran.
Pergesekan permukaan
adalah penyebab utama pencemaran
partikel padat di udara antara lain penggergajian, pengeboran,
dan pengusahaan barang-barang seperti kayu, minyak, aspal dan baja. Penguapan merupakan perubahan
fase cairan menjadi
gas. Polusi udara banyak
disebabkan zat-zat yang mudah menguap,
seperti pelarut cat dan perekat.
Demikian pula terjadi uap pencemar jika ada reaksi kimia pada suhu tinggi, tekanan rendah. Industri yang
berhubungan dengan cat, logam, bahan kimia
atau karet banyak memberikan pencemar ini.
Jika uap-uap ini berkondensasi
akan tampak pada kita dan
tertimbun mengotori ruangan.
Pembakaran merupakan reaksi kimia
yang berjalan cepat dan membebaskan energi, cahaya atau panas. Bahan bakar yang umum digunakan ialah kayu, batubara, kokas, minyak,
semuanya berasal dari alam yang mengandung karbon. Pada pembakaran dihasilkan
senyawa karbondioksida dan air, disamping itu
juga arang dan jelaga.
Pencemaran udara
disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran, SO, SO2, CFC,
CO, dan asap rokok.
1). CO2
Pencemaran udara yang
paling menonjol adalah semakin meningkatnya kadar CO2 di udara. Karbon dioksida
itu berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar fosil
(batubara, minyak
bumi), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu.
Meningkatnya kadar CO2
di udara tidak segera diubah menjadi oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutan
di seluruh dunia yang ditebang. Sebagaimana diuraikan diatas, hal demikian
dapat mengakibatkan efek rumah kaca.
Istilah Efek Rumah Kaca
(green house effect) berasal dari pengalaman para petani di daerah iklim sedang
yang menanam sayur-mayur dan bunga-bungaan di dalam rumah kaca. Yang terjadi
dengan rumah kaca ini, cahaya matahari menembus kaca dan dipantulkan kembali
oleh benda-benda dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas yang berupa
sinar infra merah. Namun gelombang panas itu terperangkap di dalam ruangan kaca
serta tidak bercampur dengan udara dingin di luarnya. Akibatnya, suhu di dalam
rumah kaca lebih tinggi daripada di luarnya. Inilah gambaran
sederhanaterjadinya efek rumah kaca (ERK).Pengalaman petani diatas kemudian
dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi dan atmosfir.
Efek rumah kaca (Green
house effect) dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik secara global,
atau lebih dikenal dengan pemanasan global. Akibat pemanasan global ini, pola
iklim dunia menjadi berubah. Permukaan laut menjadi naik,sebagai akibat
mencairnya es di kutub sehingga pulau-pulau kecil menjadi tenggelam. Keadaan
tersebut akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan membahayakan
makhluk hidup, termasuk manusia.
2). CO
Di lingkungan rumah
dapat pula terjadi pencemaran. Misalnya, menghidupkan mesin mobil di dalam
garasi tertutup. Jika proses pembakaran di mesin tidak sempurna, maka proses
pembakaran itu menghasilkan gas CO (karbon monoksida) yang keluar memenuhi
ruangan. Hal ini dapat membahayakan orang yang ada di garasi tersebut. Selain
itu, menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup juga
berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot akan masuk ke dalam mobil, sehingga
dapat menyebabkan kamatian.
3). CFC
Penggunaan CFCs
(Chlorofluorocarbons) sebagai gas pendingin pada lemari es dan ruangan (AC),
serta gas penyemprot macam-macam kosmetik, dan penyemprot rambut (hair
spray). menyebabkan gas tersebut menjadi
polutan di udara. Gas CFC yang
membumbung tinggi dapat mencapai stratosfer terdapat lapisan gas ozon (O3).
Lapisan ozon ini merupakan pelindung bumi dari pengaruh cahaya ultraviolet.
Kalau tidakl ada lapisan ozon, radiasi cahaya ultraviolet mencapai permukaan
bumi, menyebabkan kematian organisme, tumbuhan menjadi kerdil, menimbulkan
mutasi genetik, menyebebkan kanker kulit atau kanker retina mata. Jika gas CFC
mencapai ozon, akan terjadi reaksi antara CFC dan ozon, ) yang lebih
lanjut dapat berkembang menjadi munculnya fenomena
pemanasan (global warming) sehingga lapisan ozon tersebut “berlubang”
yang disebut sebagai “lubang” ozon. Menurut pengamatan melalui pesawat luar
angkasa, lubang ozon di kutub Selatan semakin lebar. Saat ini luasnya telah
melebihi tiga kali luas benua Eropa. Karena itu penggunaan AC harus dibatasi.
ozoneGambar 11.9.
Tipisnya lapisan ozon
4). SO, S Dioksida
Gas belerang oksida
(SO, S Dioksida) di udara juga dihasilkan oleh pembakaran fosil (minyak,
batubara). Gas tersebut dapat beraksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan,
yang menyebabkan air hujan menjadi asam. Maka terjadilah hujan asam. Hujan asam
mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati. Produksi pertanian merosot.
Besi dan logam mudah berkarat. Bangunan –bangunan kuno, seperti candi, menjadi
cepat aus dan rusak.
5). Asap Rokok
Polutan udara yang lain
yang berbahaya bagi kesehatan adalah asap rokok. Asap rokok mengandung berbagai
bahan pencemar yang dapat menyababkan batuk kronis, kanker patu-paru,
mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.
Perokok dapat di bedakan menjadi dua yaitu perokok aktif dan perokok pasif.
Perokok aktif adalah mereka yang merokok. Perokok pasif adalah orang yang tidak
merokok tetapi menghirup
Cara pencegahan dan
penanggulangan terhadap pencemaran udara, antara lain sebagai berikut:
a) Perlu dibatasi
penggunaan bahan bakar yang menghasilkan CO.
b) Menerapkan program
penghijauan di kota-kota untuk mengurangi tingkat pencemaran.
c) Memilih lokasi
pabrik dan industri yang jauh dari keramaian dan pada tanah yang kurang
produktif.
d) Gas-gas buangan
pabrik perlu dibersihkan dahulu sebelum dikeluarkan ke udara bebas. Pembersihan
dapat menggunakan alat tertentu, misalnya cottrell yang berfungsi untuk
menyerap debu. Meningkatnya kadar karbon dioksida di atmosfer juga dapat
membahayakan kelangsungan hidup makhluk hidup yang ada di bumi ini.
Konsentrasi karbon
dioksida yang berasal dari sisa pembakaran, asap kendaraan, dan asap pabrik
dapat menimbulkan efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca dapat
mengakibatkan:
1) Adanya pemanasan
global yang mengakibatkan naiknya suhu di bumi.
2) Mencairnya es yang
ada di kutub, sehingga mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
3) Tenggelamnya daratan
(pulau) sebagai akibat dari mencairnya es di kutub.
d. Polusi Suara
Pencemaran suara adalah
gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang
mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. Bunyi atau suara
yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia disebut kebisingan.
Pencemaran atau polusi suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang
membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan.
Sesuai dengan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep 48/MENLH/11/1996 tentang baku tingkat
kebisingan menyebutkan bahwa kebisingan
adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat
dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan
kenyamanan lingkungan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi
melebihi 50 desibel (db). Pengukurannya menggunakan alat yang bernama Sound
Level Meter. Oleh karena kebisingan dapat mengganggu lingkungan, maka
kebisingan dapat dimasukkan sebagai pencemaran.
Suara dengan intensitas
tinggi, seperti yang dikeluarkan oleh suara mesin pabrik atau industri, mesin
penggilingan padi, mesin las, kendaraan bermotor yang berlalu-lalang, suara
kereta api, dan pesawat terbang secara terus-menerus dalam jangka waktu yang
lama dapat mengganggu manusia, bahkan menyebabkan cacat pendengaran yang
permanen.
Banyak para buruh
pabrik yang bekerja di tengah-tengah bunyi bising alat-alat pabrik merasakan
efek buruk dari suara bising tersebut. Rata-rata dari mereka yang bekerja di
tempat itu dan tidak menggunakan penutup telinga, selalu berbicara keras antara
satu dengan yang lainnya, walau sudah berada di luar pabrik.
Bukan karena kebiasaan
mereka berbicara keras, tetapi karena kemampuan pendengaran mereka yang mulai
berkurang. Oleh karena bunyi dapat dianggap sebagai bahan pencemar serius yang
mengganggu kesehatan manusia, maka alat pengaman telinga harus digunakan jika
kita bekerja di tempat yang rawan kebisingan.
Jenis-jenis kebisingan
ada empat macam, yaitu:
1.
kebisingan
yang terus-menerus dengan jangkauan frekuensi yang sempit, misalnya: mesin
gergaji.
2.
kebisingan
yang terputus-putus, misalnya: suara arus lalu lintas atau pesawat terbang.
3.
kebisingan
impulsif (tiba-tiba), misalnya: tembakan, bom, atau suara ledakan.
4.
kebisingan
impulsif berulang, misalnya: suara mesin tempa, atau saat proses penancapan
paku bumi di tempat proyek pembangunan.
Dampak Pencemaran Suara
(Kebisingan)
Suara-suara bising ini
dapat menyebabkan terganggunya pendengaran manusia. Selain itu, lama-kelamaan
suara bising ini akan menimbulkan berbagai keluhan pada tubuh kita, misalnya
pusing, mual, jantung berdebar-debar, sulit tidur, badan kaku, dan naiknya
tekanan darah.
Dampak Pencemaran Suara
terhadap Mamalia Laut
Mamalia laut (misalnya
lumba-lumba sungai dan paus) tinggal di lingkungan di mana tidak terdapat
cahaya yaitu di kedalaman yang jauh dari permukaan. Pada kedalaman lebih dari
200 meter cahaya tidak lagi menembus laut, dengan keadaan ini maka mamalia laut
mengandalkan suara dibandingkan cahaya sebagai alat utama dalam berkomunikasi
serta untuk lebih berhati-hati dari keadaan lingkungan sekitarnya.
Di satu sisi,
berdasarkan penelitian para ilmuwan, tingkat kebisingan di laut kini naik
menjadi sepuluh kali lipat dari kondisi normal. Kita tahu bahwa suara merambat
lebih cepat dan lebih jauh di dalam air dibanding di udara. Intensitas tinggi
suara di lautan juga tidak berkurang dalam ratusan mil. Keadaan ini tentu
sangat mengganggu kehidupan mamalia laut yang sangat peka terhadap suara.
Kebisingan di dalam
laut disebabkan oleh:
a). Sumber alami:
aktivitas tektonik, gunung api dan gempa bumi, angin, dan gelombang.
b). Lalu lintas kapal:
Kapal-kapal Tanker Besar yang beroperasi mengangkut minyak biasanya
mengeluarkan suara dengan level 190 desibel, dan untuk ukuran kapal yang lebih
kecil biasanya menimbulkan gelombang suara sekitar 160-170 desibel.
c). Kegiatan eksplorasi
dan ekspoitasi gas dan minyak seperti pembangunan anjungan minyak/rig,
pengeboran minyak, dan lain-lain. Kegiatan tersebut dapat menciptakan suara
dengan intensitas sampai dengan 255 desibel.
d). Penggunaan sonar
dalam latihan militer. Sonar adalah alat yang menggunakan gelombang suara
frekuensi tinggi untuk menemukan benda dan menentukan letaknya di bawah
permukaan air. Kegiatan tersebut dapat menciptakan suara dengan intensitas
sampai dengan 160 desibel. terdamparnya belasan mamalia laut pada bulan Maret
2000 di Kepulauan Bahama (dekat Samudera Atlantik Utara). Dan juga terdamparnya
beberapa Paus di Pulau Canary (Spanyol) dan Laut Ionia (dekat Itali).
Cara pencegahan
Pencemaran Suara (Kebisingan) Kelompokkan ruangan dengan potensi keramaian agar
tidak mengganggu ruangan yang membutuhkan ketenangan.
1). Jauhkan ruangan
yang membutuhkan ketenangan dari sumber kebisingan (terutama jalan).
2). Gunakan material yang padat, tebal, dan
masif untuk menyerap suara (parket,busa dilapis dengan kain, gipsum).
3). Buat ruangan dengan pembatas ganda (dinding,
langit2, dan lantai ganda).
4). Kurangi penempatan bukaan pada daerah muka
bangunan yang berhadapan dengan jalan yang ramai.
5). Buat permukaan yang tidak rata untuk
menyebarkan suara.
6). Buat pagar atau
pembatas jalan yang dapat menyerap atau mencegah noise masuk ke dalam bangunan
(pagar tembok masif, pagar bukit dan tanaman).
A. Perubahan Lingkungan Mengakibatkan
berbagai Dampak
Aktivitas manusia yang bersenjatakan teknologinya
baik jenis tradisional maupun modern,
menyederhanakan bioma dan habitat
sehingga kompleksitas yang stabil menjadi goyah akibatnya simfoni alam menjadi kakofoni.
Sebenarnya modifikasi terhadap ekosistem sudah
dimulai sejak manusia melakukan usaha bertani. Dengan bertambahnya
jumlah penduduk, terjadi kegiatan pembakaran rumput, penggundulan hutan, pembuatan dam, pendirian
kota, pembuatan gedung dan jalan raya,
industri dan sebagainya. Perkembangan
manusia pun merupakan kegiatan manusia yang mendesak habitat
dan bioma, gerakan-gerakan bangsa di masa lampau mendampingi
proses-proses alami sehingga
padang stepa menjadi gurun pasir, tanah-tanah di di daerah tropik menderita erosi pesat.
Perkembangan teknologi
pertanian dalam abad terakhir ini tak mampu memecahkan dilema pertanian bahkan merongronginya.
Pertanian berusaha mengelola ekosistem lewat pemupukan,
obat-obatan, irigasi, bibit unggul dan sebagainya untuk memaksimumkan produktivitas, sedang alam sendiri mengelola ekosistem untuk memaksimalkan stabilitas lingkungan.
Manusia mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap
lingkungan hidupnya. Terdapat hubungan
yang saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Perubahan pada satu
subsistem dalam ekosistem akan dapat menimbulkan goncangan ekologis.
Alam sendiri menyediakan
mekanisme keseimbangan alamiah, namun
kadang-kadang perubahan tersebut
tidak dapat dinetralisir oleh mekanisme
tadi, terlebih lagi apabila perubahan itu
sengaja dibuat manusia. Dengan
demikian manusia akan menjadi faktor penyebab utama terhadap
berbagai daur biologi di lingkungan
hidupnya.
Beberapa tipe perubahan
lingkungan karena perbuatan manusia terhadap daur biologi dapat
dikelompokkan menjadi
bertambah dalam volume
dan kecepatan daur biologi
bertambah dalam volume,
kecepatan daur biologi berkurang
berkurang dalam volume,
kecepatan daur biologi bertambah
berkurang dalam volume dan kecepatan daur biologi
penambahan materi
sintetik mempunyai dampak terhadap daur biologi
Dari 5 tipe perubahan lingkungan tersebut, coba diskusikan dengan teman sebangkumu contohnya
masing-masing !
Perubahan lingkungan
hidup dapat menimbulkan berbagai masalah langsung dan tidak langsung terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia, karena
itu kita mulai menghadapi apa yang dinamakan
masalah lingkungan hidup. Secara
umum sumber permasalahan lingkungan hidup itu dapat berasal dari 3 sumber utama yaitu
(1) ledakan penduduk
(2) teknologi dan
industri
(3) Perusakan hutan.
(1) ledakan penduduk
ditinjau dari sisi
ekologi akan membawa beberapa persoalan
antara lain masalah pemukiman, pangan,
sampah, dan sumber daya alami.
Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan
meluasnya daerah pemukiman dan kebutuhan akan pangan juga makin meningkat. Sampah
menimbulkan persoalan melalui
berbagai mekanisme antara lain gangguan, penyumbatan aliran air dan timbulnya bau busuk yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan dan keindahan
(2) Teknologi dan Industri
di satu pihak membawa
manfaat bagi kesejahteraan manusia, di
lain fihak dapat membawa bencana bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup melalui limbah yang dikeluarkannya.
(3) Perusakan hutan.
dapat menimbulkan berbagai dampak, karena hutan
sebagai tempat kehidupan berbagai hewan dan tumbuhan, sumber plasma nutfah dan cadangan air alamiah
yang apabila mendapat kerusakan
akan terjadi mata rantai bencana bagi manusia sendiri, perubahan
komponen ekosistem yang diikuti
dengan penyederhanaan dan kepunahan keanekaragaman hayati, humus larut, erosi, banjir dan
kekeringan karena habisnya sumber dan cadangan
air. Belalang daun yang melahap lahan pertanian, Monyet menyerang
kawasan jagung di Gunung kidul dan Sukoharjo,
juga gajah dan babi hutan merusak
areal pertanian merupakan contoh terdesaknya habitat alami hewan di hutan akibat ulah manusia.
Perusakan kawasan hutan umumnya digunakan sebagai tanah pertanian, perkebunan
atau pemukiman, atau mungkin saja hanya diambil kayunya saja.
Untuk meningkatkan
hasil pertanian, para petani menggunakan pestisida. Salah satu jenis pestisida
untuk memberantas serangga hama adalah parathion, yaitu sejenis racun
organofosfat. Racun ini mudah terurai dan tidak meninggalkan residu. Tetapi
selain mematikan serangga, racun ini juga mematikan berbagai jenis invertebrata
serta hewan vertebrata.
Insektisida lain yang
banyak digunakan adalah golongan organoklorin seperti DDT, DDD, aldrin,
dieldrin, dan lain-lain. Berbeda dengan organofosfat, insektisida ini larut
dalam lemak dan jaringan lemak. Karena itu mudah sekali berpindah dari
lingkungan ke jaringan suatu organisme. Racun ini tidak mudah terurai dan akan
tetap menjadi residu, berada dalam lingkungan, selama 17 tahun. Karena sifatnya
yang demikian maka racun ini mudah terakumulasi dan terkonsentrasi pada
jaringan tumbuhan maupun hewan.
Usaha lain para petani
untuk meningkatkan kesejahteraannya adalah melakukan intensifikasi pertanian.
Dalam intensifikasi pertanian, selain penggunaan pestisida dan penambahan
tenaga kerja, juga dilakukan pemupukan. Penambahan pupuk anorganik yang
berlebihan dapat mengakibatkan derajat keasaman tanah berubah dana dapat
mempengaruhi penyerapan unsur-unsur hara oleh tumbuhan.
rotasi tanamannGambar
11.14. rotasi tanaman
Penggunaan hutan untuk
lahan pertanian monokultur menyebabkan dampak yang perlu diperhitungkan. Terjadinya perubahan daur biologi atau daur
materi menyebabkan terjadinya keseimbangan baru. Pertanian monokultur memerlukan
pemupukan dan pestisida. Jika tidak dilakukan perlakuan itu penurunan kesuburan tanah pertanian segera
akan terjadi. Oleh karena itu pada
pertanian monokultur perlu dilakukan
rotasi tanaman.
rotasi tanaman ialah
menanam tanaman secara bergulir di suatu lahan pertanian. tanaman ditanam secara
berselang seling untuk memberikan waktu pada tanah mengembalikan kesuburannya.
Tanah yang subur memberikan keuntungan yang banyak bagi makhluk hidup terutama
yang tinggal di permukaan tanah, dinilai efektif meningkatkan hasil panen
karena dapat memotong siklus hama dan mengembalikan kesuburan tanah.
B. Kegiatan Manusia yang Mempengaruhi
Keseimbangan Alam (Ekosistem)
Indonesia memiliki
kekayaan alam dari daratan dan lautan. Contoh kekayaan alam dari daratan,
misalnya hutan, sawah, ladang, sedangkan dari perairan misalnya kolam, sungai,
daratan, dan lautan. Semua kebutuhan manusia, hewan, dan tumbuhan berasal dari
kekayaan alam tersebut. Oleh karena itu, tidak ada makhluk hidup yang dapat
hidup sendiri. Antara tumbuhan dan hewan yang hidup di hutan terjadi hubungan
saling ketergantungan membentuk ekosistem. Manusia memanfaatkan hasil hutan,
misalnya kayu dan rotan. Apakah kegiatan manusia tersebut akan mempengaruhi
ekosistem? Untuk mengenal macam-macam ekosistem, coba kamu salin dan lengkapi
tabel berikut ini dengan nama ekosistem, nama tumbuhan, dan nama hewannya.
Ekosistem dapat
terganggu keseimbangannya oleh berbagai kegiatan manusia, seperti penebangan
hutan, perburuan, juga penggunaan bahan kimia yang tidak sesuai aturan.
Penebangan hutan dilakukan untuk dimanfaatkan kayunya. Selain itu, juga untuk
membuat ladang, perkebunan, pertambangan, industri, dan untuk tempat tinggal.
Mari kita
1. Penebangan Pohon
secara Liar dan Pembakaran Hutan (Deforestasi )
Hutan mempunyai peran
yang sangat penting bagi ekosistem. Didalam hutan hidup berbagai jenis hewan
dan tumbuhan. Hutan menyediakan makanan, tempat tinggal, dan perlindungan bagi
hewanhewan tersebut. Jika pohon-pohon ditebang terus, sumber makanan untuk
hewanhewan yang hidup di pohon tersebut juga akan berkurang atau tidak ada,
karena itu banyak hewan yang kekurangan makanan. Akibatnya banyak hewan yang
musnah dan menjadi langka. Selain menebang pohon, manusia kadang-kadang membuka
lahan pertanian dan perumahan dengan cara membakar hutan. Akibatnya lapisan
tanah dapat terbakar, tanah menjadi kering dan tidak subur. Hewan-hewan tanah
tidak dapat hidup, hewan-hewan besar banyak yang mencari makan ke tempat lain
bahkan sampai ke pemukiman manusia. Hal ini juga dapat merusak keseimbangan
ekosistem.
2. Perburuan Hewan
secara Terus-Menerus
Hewan liar diburu di
berbagai tempat. Jumlah yang diburu sangat banyak.
Pemburu bukan hanya
tidak mempunyai izin berburu, tetapi juga melakukan perburuan di kawasan
konservasi termasuk taman nasional. Perburuan komersial yang tidak terkendali
merupakan masalah gawat untuk jenis tertentu. Banyak hewan buruan yang sangat
disukai di Indonesia, misalnya babi rusa (Babyrousa babyrussa), anoa (Bubalus
depressicornis dan B. quarlesi), Kuau raja (Argusianus argus), walabi saham
(Macropus agile), rusa jawa (Cervus timorensis), kasuari (Casuarius cauaris),
ular sanca batik (Phyton reticulatus), burung rangkong (Bucros bicornis),
berbagai burung hias, di antaranya kakaktua raja (Proboscijer atterrimus),
Kepodang (Oriolus chinensis), Curik Bali (Leucopsar roschildi), Beo (Gracula
religiosa), Perkutut Jawa (Geopelia striata), ayam hutan (Gallus varius), Ikan
arwana (Scleropages formosus) juga menjadi ikan yang banyak diburu, hewan-hewan
tersebut menjadi langka. Manusia ada yang berburu hewan hanya untuk
bersenang-senang. Juga ada yang memanfaatkan sebagai bahan makanan, hiasan,
atau pakaian. Tahukah kamu hewan-hewan langka yang lainnya.
3. Penggunaan Pupuk dan
DDT yang Berlebih
Para petani biasanya
melakukan beberapa cara agar hasil pertaniannya tetap baik dan banyak.
Cara-cara yang dilakukan oleh para petani itu, di antaranya dengan pemupukan
dan pemberantasan hama. Pupuk tanaman yang digunakan para petani ada dua macam,
yaitu pupuk alami dan pupuk buatan
Pupuk alami adalah
pupuk yang dibuat dari bahan-bahan alami, misalnya dari kotoran hewan atau dari
daun-daunan yang telah membusuk. Pupuk alami dikenal dengan sebutan pupuk
kandang atau pupuk kompos. Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat dari bahan
kimia. Contoh pupuk buatan adalah urea, NPK, dan ZA., Penggunaan pupuk buatan
harus sesuai dengan aturan pemakaian karena dapat mempengaruhi ekosistem. Pupuk
buatan yang berlebihan jika kena air hujan akan larut dan terbawa air ke sungai
atau danau. Akibatnya di tempat tersebut terjadi penumpukan unsur hara sehingga
gulma tumbuh subur. Eceng gondok tumbuh dengan subur sampai menutupi permukaan
sungai atau danau. Makhluk hidup dalam sungai atau danau tersebut akan
berkurang karena sinar matahari yang dibutuhkan tidak sampai ke dasar sungai
atau danau.
Untuk memberantas hama,
para petani menggunakan pestisida atau insektisida. Contoh penggunaan
insektisida yang merusak ekosistem adalah penggunaannya tidak tepat waktu,
jumlahnya berlebihan, dan jenis insektisidanya tidak sesuai. Penggunaan
insektisida dan pestisida ini harus sesuai dengan ketentuan agar tidak membunuh
makhluk hidup yang lain, seperti burung atau hewan lainnya yang tidak merusak
tanaman.
4. Penangkapan ikan di laut dengan pukat harimau
atau bahan peledak
Para pencari ikan
sering menggunakan pukat harimau. Pukat harimau menggunakan jaring-jaring yang
lubangnya sangat kecil dan dapat menjangkau daerah luas.
Bahkan, ada juga yang
menggunakan bahan peledak untuk menangkap ikan. Bahan peledak menyebabkan
ikan-ikan, baik besar maupun kecil mati. Jika ikan kecil turut mati, jumlah
ikan pada masa mendatang akan berkurang.
Selain penangkapan
ikan, kegiatan manusia yang dapat menyebabkan kerusakan yaitu pengambilan
terumbu karang secara besar-besaran. Terumbu karang berfungsi menahan terjangan
ombak laut. Selain itu, terumbu karang merupakan tempat hidup hewan laut.
Manusia mengambil terumbu karang untuk dijadikan hiasan. Akibatnya, hewan-hewan
laut kehilangan tempat hidupnya. Ombak juga langsung menerjang pantai sehingga
dapat menyebabkan abrasi. Abrasi dapat menyebabkan kerusakan laut dan pantai.
1. Pemanfaatan Tumbuhan
oleh Manusia
Tanaman langka yang
sering digunakan oleh manusia harus dilestarikan. Cara melestarikan tumbuhan
tersebut antara lain sebagai berikut. :
a. Tidak menebang pohon sembarangan.
b. Penanaman kembali
tanaman yang telah dimanfaatkan atau peremajaan tanaman.
c. Pemeliharan tanaman dengan benar.
D. Etika Lingkungan
Sebagai bangsa
Indonesia yang bertangungjawab, kita tidak menghendaki lingkungan yang semakin
rusak akibat ulah manusia yang keliru, tetapi kita menghendaki lingkungan yang
dapat menyangga kehidupan yang semakin baik bagi flora, faunda dan manusia yang
hidup di dalamnya. Untuk itu kita memerlukan orang-orang yang sadar lingkungan.
Orang yang sadar
lingkungan adalah orang-orang yang sudah memahami dan menerapkan
prinsip-prinsip ekologi serta etika lingkungan dalam menghadapi masalah dan akibat
perbuatan yang berkaitan dengan lingkungan.
Manusia sebagai anggota
lingkungan harus melaksanakan kewajibannya dalam menjaga kelestarian,
kestabilan, dan keindahan alam, karena hal ini berarti menjaga kelangsungan
hidup manusia itu sendiri.
Mengusahakan bahan yang
digunakan dapat didaur ulang.
Berusaha untuk selalu
tetap menjaga keseimbangan lingkungan.
Negara perlu mengatur
kelestarian lingkungan dalam suatu undang-undang, dan untuk itu telah dibuat
undang-udang Republik Indonesia tahun 1990 tentang konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya.
Meskipun sudah
dibuatkan prinsip dan peraturannya, tetapi pelaksanaannya tergantung pada kita
sendiri sebagai suatu individu yang bertanggung jawab dan anggota masyarakat
yang baik.
PERUBAHAN LINGKUNGAN
MENGAKIBATKAN BERBAGAI DAMPAK
Aktivitas manusia yang bersenjatakan teknologinya
baik jenis tradisional maupun modern,
menyederhanakan bioma dan habitat
sehingga kompleksitas yang stabil menjadi goyah akibatnya simfoni alam menjadi kakofoni.
Sebenarnya modifikasi terhadap ekosistem sudah
dimulai sejak manusia melakukan usaha bertani. Dengan bertambahnya
jumlah penduduk, terjadi kegiatan pembakaran rumput, penggundulan hutan, pembuatan dam, pendirian
kota, pembuatan gedung dan jalan raya,
industri dan sebagainya. Perkembangan
manusia pun merupakan kegiatan manusia yang mendesak habitat
dan bioma, gerakan-gerakan bangsa di masa lampau mendampingi
proses-proses alami sehingga
padang stepa menjadi gurun pasir, tanah-tanah di di daerah tropik menderita erosi pesat.
Perkembangan teknologi
pertanian dalam abad terakhir ini tak mampu memecahkan dilema pertanian bahkan merongronginya.
Pertanian berusaha mengelola ekosistem lewat pemupukan,
obat-obatan, irigasi, bibit unggul dan sebagainya untuk memaksimumkan produktivitas, sedang alam sendiri mengelola ekosistem untuk memaksimalkan stabilitas lingkungan.
Manusia mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap
lingkungan hidupnya. Terdapat hubungan
yang saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Perubahan pada satu
subsistem dalam ekosistem akan dapat menimbulkan goncangan ekologis.
Alam sendiri menyediakan
mekanisme keseimbangan alamiah, namun
kadang-kadang perubahan tersebut
tidak dapat dinetralisir oleh mekanisme
tadi, terlebih lagi apabila perubahan itu
sengaja dibuat manusia. Dengan
demikian manusia akan menjadi faktor penyebab utama terhadap
berbagai daur biologi di lingkungan
hidupnya.
Perubahan lingkungan
hidup dapat menimbulkan berbagai masalah langsung dan tidak langsung terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia, karena
itu kita mulai menghadapi apa yang dinamakan
masalah lingkungan hidup. Secara
umum sumber permasalahan lingkungan hidup itu dapat berasal dari 3 sumber utama yaitu
(1) ledakan penduduk (2)
teknologi dan industri (3) Perusakan hutan. Ledakan penduduk ditinjau dari sisi ekologi akan membawa beberapa persoalan antara lain
masalah pemukiman, pangan, sampah, dan sumber daya alami. Bertambahnya jumlah
penduduk menyebabkan meluasnya daerah
pemukiman dan kebutuhan akan pangan juga
makin meningkat. Sampah menimbulkan
persoalan melalui berbagai mekanisme antara lain
gangguan, penyumbatan aliran air
dan timbulnya bau busuk yang dapat menimbulkan masalah kesehatan dan
keindahan (2) . Teknologi dan
Industri di satu pihak membawa manfaat
bagi kesejahteraan manusia, di lain fihak dapat membawa bencana bagi
kehidupan manusia dan makhluk hidup melalui limbah yang dikeluarkannya. Perusakan hutan dapat
menimbulkan berbagai dampak, karena hutan sebagai tempat kehidupan berbagai
hewan dan tumbuhan, sumber plasma nutfah
dan cadangan air alamiah yang apabila
mendapat kerusakan akan terjadi
mata rantai bencana bagi manusia
sendiri, perubahan komponen ekosistem yang diikuti dengan
penyederhanaan dan kepunahan
keanekaragaman hayati, humus larut,
erosi, banjir dan kekeringan
karena habisnya sumber dan
cadangan air. Belalang daun yang melahap
lahan pertanian, Monyet menyerang kawasan jagung di Gunung kidul dan
Sukoharjo, juga gajah dan babi hutan
merusak areal pertanian
merupakan contoh terdesaknya
habitat alami hewan di hutan akibat ulah
manusia. Perusakan kawasan hutan umumnya digunakan sebagai tanah pertanian,
perkebunan atau pemukiman, atau mungkin saja hanya diambil kayunya saja.
CFC (Clorofluorocarbon)
gas tak berbahaya yang ancam dunia
Bila gas
clorofluorocarbon naik ke stratosfer, ikatan kimianya akan pecah sehingga membentuk zat chlorin yang peka terhadap
sinar matahari. jika suatu carbon yang mengandung clor ini mencapai lapisan ozon maka atom clor akan bertindak sebagai
katalis yang akan menguraikan ozon menjadi oksigen.Chlorin yang terkena
sinar matahari akan membentuk unsur chlor
bebas. Unsur ini akan bereaksi dengan
ozon yang terdiri dari 3 atom
oksigen ( bersifat sangat tidak stabil),
membentuk klorin monoksida (ClO) dan
oksigen. Tapi ClO yang juga tidak stabil
akan terurai menjadi clorin dan reaksi dengan ozon akan berulang lgi sampai lebih dari 10.000 kali , untuk satu senyawa CFc. Jika hal ini terus berlangsung
ozon akan mengalami penipisan.
Berkurangnya lapisan ozon menyebabkan
lebih banyak sinar ultraviolet yag sampai bumi.
Untuk meningkatkan
hasil pertanian, para petani menggunakan pestisida. Salah satu jenis pestisida
untuk memberantas serangga hama adalah parathion, yaitu sejenis racun
organofosfat. Racun ini mudah terurai dan tidak meninggalkan residu. Tetapi
selain mematikan serangga, racun ini juga mematikan berbagai jenis invertebrata
serta hewan vertebrata.
Insektisida lain yang
banyak digunakan adalah golongan organoklorin seperti DDT, DDD, aldrin,
dieldrin, dan lain-lain. Berbeda dengan organofosfat, insektisida ini larut
dalam lemak dan jaringan lemak. Karena itu mudah sekali berpindah dari
lingkungan ke jaringan suatu organisme. Racun ini tidak mudah terurai dan akan
tetap menjadi residu, berada dalam lingkungan, selama 17 tahun. Karena sifatnya
yang demikian maka racun ini mudah terakumulasi dan terkonsentrasi pada
jaringan tumbuhan maupun hewan.
Usaha lain para petani
untuk meningkatkan kesejahteraannya adalah melakukan intensifikasi pertanian.
Dalam intensifikasi pertanian, selain penggunaan pestisida dan penambahan
tenaga kerja, juga dilakukan pemupukan. Penambahan pupuk anorganik yang
berlebihan dapat mengakibatkan derajat keasaman tanah berubah dana dapat
mempengaruhi penyerapan unsur-unsur hara oleh tumbuhan.
Penggunaan hutan untuk
lahan pertanian monokultur menyebabkan dampak yang perlu diperhitungkan. Terjadinya perubahan daur biologi atau daur
materi menyebabkan terjadinya keseimbangan baru. Pertanian monokultur
memerlukan pemupukan dan pestisida. Jika tidak dilakukan perlakuan itu penurunan kesuburan tanah pertanian segera
akan terjadi. Oleh karena itu pada
pertanian monokultur perlu dilakukan
rotasi tanaman.
- Get link
- X
- Other Apps