- Get link
- X
- Other Apps
A. Besaran Pokok (Base Quantities)
Besaran yang digunakan dalam fisika dibedakan menjadi dua,
yaitu besaran pokok (Base Quantities) dan besaran turunan (Derived Quantities).
Besaran pokok adalah besaran adalah besaran yang satuannya didefinisikan
terlebih dahulu dan tidak dapat dijabarkan dari besaran lain. Besaran pokok
(base Quantities) ada tujuh buah. Ketujuh besaran pokok tersebut dapat kamu
lihat pada tabel berikut ini,
No
|
Besaran
|
Satuan
|
Lambang Satuan
|
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. |
panjang
massa waktu suhu kuat arus intensitas cahaya jumlah zat |
meter
kilogram sekon kelvin ampere kandela mol |
m
kg s K A cd mol |
1. Standar dan Alat Ukur Panjang
Panjang adalah jarak antara dua titik di dalam ruang. Menurut satuan SI, besaran panjang dinyatakan dalam meter. Satu meter sama dengan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam ruang hampa selama 1/299.792.458 sekon. Besaran panjang diukur dengan menggunakan mistar , stikmeter (meteran gulung), jangka sorong, dan mikrometer skrup. Adapun ketelitian dari masing masing alat tersebut adalah sebagai berikut :
Panjang adalah jarak antara dua titik di dalam ruang. Menurut satuan SI, besaran panjang dinyatakan dalam meter. Satu meter sama dengan jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam ruang hampa selama 1/299.792.458 sekon. Besaran panjang diukur dengan menggunakan mistar , stikmeter (meteran gulung), jangka sorong, dan mikrometer skrup. Adapun ketelitian dari masing masing alat tersebut adalah sebagai berikut :
Mistar (ruler) memiliki ketelitian 1 mm
stikmeter (measuring tape) memiliki ketelitian 1 mm
Jangka sorong (Vernier Calipers) ketelitiannya 0,1 mm
Mikrometer Skrup (micrometer screw gauge) ketelitiannya 0,01
mm
2. Standar dan Alat Ukur Massa
Massa suatu benda adalah banyak zat yang dikandung benda tersebut. Menurut satuan SI, satuan massa adalah kilogram (kg). Dalam kehidupan sehari hari, kita sering menggunakan istilah berat. Misalnya, berat badan Budi 55 kg. Menurut fisika ungkapan tersebut tidak tepat, karena 55 kg adalah massa badan Budi. Berat dalam fisika memiliki pengertian yang berbeda dengan berat dalam kehidupan sehari hari. Menurut fisika, berat adalah gaya yang dialami oleh suatu benda yang mempunyai massa yang diakibatkan karena adanya gaya tarik bumi. Sesuai dengan pengertian ini, maka berat suatu benda di tempat tempat yang berlainan mungkin berbeda beda tergantung besarnya gaya grafitasi di tempat tersebut.
Satu kilogram didefinisikan sebagai massa dari suatu silinder yang dibuat dari campuran platina-iridium yang disebut kiligram standar, yang disimpan di Lembaga berat dan ukuran Internasional di Paris, Perancis. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran massa adalah neraca. Terdapat beberapa jenis neraca, antara lain neraca duduk, neraca elektronik, dan neraca lengan.
3. Standar dan Alat Ukur Waktu
Satuan standar untuk waktu adalah seko atau detik. Satu sekon didefinisikan sebagai selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak 9.192.631.770 kali. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran waktu antara lain arloji dan stopwatch.
4. Standar dan Alat Ukur Suhu
Suhu merupakan derajat panas dinginnya suatu benda. Satuan standar untuk suhu adalah Kelvin. Satuan lain yang sering digunakan di Indonesia adalah derajat Celcius, sedangkan di Amerika dan Inggris pada umumnya menggunakan derajat fahrenheit. Alat untuk mengukur suhu adalah termometer. Untuk mengetahui lebih jauh tentang suhu, akan dibahas lebih rinci pada artikel berikutnya.
Massa suatu benda adalah banyak zat yang dikandung benda tersebut. Menurut satuan SI, satuan massa adalah kilogram (kg). Dalam kehidupan sehari hari, kita sering menggunakan istilah berat. Misalnya, berat badan Budi 55 kg. Menurut fisika ungkapan tersebut tidak tepat, karena 55 kg adalah massa badan Budi. Berat dalam fisika memiliki pengertian yang berbeda dengan berat dalam kehidupan sehari hari. Menurut fisika, berat adalah gaya yang dialami oleh suatu benda yang mempunyai massa yang diakibatkan karena adanya gaya tarik bumi. Sesuai dengan pengertian ini, maka berat suatu benda di tempat tempat yang berlainan mungkin berbeda beda tergantung besarnya gaya grafitasi di tempat tersebut.
Satu kilogram didefinisikan sebagai massa dari suatu silinder yang dibuat dari campuran platina-iridium yang disebut kiligram standar, yang disimpan di Lembaga berat dan ukuran Internasional di Paris, Perancis. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran massa adalah neraca. Terdapat beberapa jenis neraca, antara lain neraca duduk, neraca elektronik, dan neraca lengan.
3. Standar dan Alat Ukur Waktu
Satuan standar untuk waktu adalah seko atau detik. Satu sekon didefinisikan sebagai selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak 9.192.631.770 kali. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran waktu antara lain arloji dan stopwatch.
4. Standar dan Alat Ukur Suhu
Suhu merupakan derajat panas dinginnya suatu benda. Satuan standar untuk suhu adalah Kelvin. Satuan lain yang sering digunakan di Indonesia adalah derajat Celcius, sedangkan di Amerika dan Inggris pada umumnya menggunakan derajat fahrenheit. Alat untuk mengukur suhu adalah termometer. Untuk mengetahui lebih jauh tentang suhu, akan dibahas lebih rinci pada artikel berikutnya.
B. Besaran Turunan (Derived Quantities)
Besaran turunan adalah besaran yang satuan satuannya
diturunkan dari satuan-satuan besaran pokok. Jumlah besaran turunan sangat
banyak, semakin berkembangnya ilmu fisika, dimungkinkan akan muncul lagi
besaran turunan yang baru. Contoh besaran turunan yang sekarang dikenal dapat
kamu lihat pada tabel berikut ini.
No.
|
Besaran
|
Satuan
|
1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. |
luas
volume kecepatan gaya massa jenis daya usaha |
meter persegi
meter kubik meter per sekon newton kilogram per meter kubik watt joule |
Alat Ukur Besaran Turunan
Pada pembahasan alat ukur sebelumnya, seluruhnya termasuk alat ukur besaran pokok. Bagaimanakan mengukur besaran turunan? Saat ini banyak besaran turunan yang dapat diukur secara langsung, artinya sudah ada alat ukurnya. Misalnya, tekanan udara diukur dengan barometer, gaya diukur dengan dinanometer. dan volume air diukur dengan gelas ukur. Sementara itu untuk mengukur luas atau volume suatu benda yang bentuknya beraturan kita dapat menggunakan rumus matematika. Ayo buka lagi pelajaran Matematika SD yang sudah kamu pelajari. Lalu bagaimana jika benda yang akan kita ukur bentuknya tidak beraturan, misalnya saja batu? untuk mengukurnya kita dapat menggunakan gelas ukur. Oke deh sampai disini dulu ya pembahasannya, Selamat belajar, SUKSES !
Pada pembahasan alat ukur sebelumnya, seluruhnya termasuk alat ukur besaran pokok. Bagaimanakan mengukur besaran turunan? Saat ini banyak besaran turunan yang dapat diukur secara langsung, artinya sudah ada alat ukurnya. Misalnya, tekanan udara diukur dengan barometer, gaya diukur dengan dinanometer. dan volume air diukur dengan gelas ukur. Sementara itu untuk mengukur luas atau volume suatu benda yang bentuknya beraturan kita dapat menggunakan rumus matematika. Ayo buka lagi pelajaran Matematika SD yang sudah kamu pelajari. Lalu bagaimana jika benda yang akan kita ukur bentuknya tidak beraturan, misalnya saja batu? untuk mengukurnya kita dapat menggunakan gelas ukur. Oke deh sampai disini dulu ya pembahasannya, Selamat belajar, SUKSES !
Pengertian Satuan
Satuan didefinisikan sebagai pembanding dalam suatu
pengukuran besaran. Setiap besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak
mungkin dalam 2 besaran yang berbeda mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada
dua besaran berbeda kemudian mempunyai satuan sama maka besaran itu pada
hakekatnya adalah sama. Sebagai contoh Gaya (F) mempunyai satuan Newton dan
Berat (w) mempunyai satuan Newton. Besaran ini kelihatannya berbeda tetapi
sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran turunan gaya. Untuk melihat
berbagai rumus dalam bab besaran dan satuan silakan klik Besaran berdasarkan
arah dapat dibedakan menjadi 2 macam
Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah sebagai
contoh besaran kecepatan, percepatan dan lain-lain.
Besaran sekalar adalah besaranyang mempunyai nilai saja
sebagai contoh kelajuan, perlajuan dan lain-lain.
VEKTOR
BESARAN VEKTOR
A. Menggabungkan atau Menjumlahkan
Besaran vektor
a. Secara Grafis
1. Metode Poligon
Penggabungan vektor secara poligon dilakukan dengan cara
menggambar vektor-vektor yang digabungkan tersebut secara berurutan
(diteruskan). Kemudian Vektor resultannya (R) digambar dengan menghubungkan
titik awal sampai akhir.
2. Metode Jajaran genjang
Penggabungan vektor secara jajaran genjang dibuat dengan
cara menggambar vektor-vektor yang akan digabungkan dari titik awal yang sama,
kemudian buatlah garis sejajar vektor tadi (garis putus-putus) dari kedua ujung
vektor yang digabungkan sehingga diperoleh titik potongnya. Terakhir gambarlah
Vektor Resultannya dengan menghubungkan titik awal ke titik potong.
b. Secara Analitis
(Perhitungan)
1. Jika arahnya sama
Resultan vektor yang arahnya sama dihitung dengan
menjumlahkan besar dari kedua vektor yang digabungkan.
R = V1 + V2
2. Jika arahnya
berlawanan
Resultan vektor yang arahnya sama dihitung dengan
mengurangkan besar dari kedua vektor yang digabungkan (dihitung selisihnya).
R = V1 - V2
3. Jika saling mengapit
sudut
Resultan dari vektor yang arahnya tidak sama dan tidak
berlawanan atau arahnya saling mengapit sudut dihitung dengan menggunakan rumus
sbb :
Contoh Soal :
Vektor Fa dan Fb berturut-turut 30 N dan 50 N.
Berapa resultan kedua vektor tersebut jika :
a. kedua vektor
searah !
b. kedua vektor
berlawanan arah !
c. kedua vektor
saling mengapit sudut 60° !
Diketahui
:
Fa = 30 N
Fb = 50 N
Ditanyakan : a) R = ................. ?
(searah)
b) R = ................. ? (berlawanan arah)
c) R = ................. ? α = 60°
a) R = Fa + Fb
b) R = Fa - Fb
R = 30 + 50
R = 30 - 50
R = 80
N
R = - 20 N
(tanda – menyatakan arah R sama dengan Fb)
2. Vektor V
= 400 N dengan arah 30° terhadap arah horizontal.
Tentukan komponen
vektor diatas pada sumbu X dan sumbu Y !
Diketahui
: V = 400 N
Ditanyakan
: Vx = .................. ?
Vy = ................. ?
Vx = V Cos
α
Vy = V Sin α
Vx = 400 Cos 30°
Vy = 400 Sin 30°
Vx = 400
0,87
Vy = 400 0,5
Vx = 348
N
Vy = 200 N
B. Menguraikan Besaran Vektor
Perhatikan vektor P pada gambar dibawah !
Arah vektor P adalah ke kanan atas, vektor ini dapat
diuraikan menjadi dua komponen yaitu (Px) ke kanan dan (Py) ke atas seperti
pada gambar.
Contoh 1
Sebuah vektor P mempunyai besar 200 satuan dengan arah
membentuk sudut 30 ˚ dengan sumbu X positif. Berapakah besar komponen vektor
diatas pada sumbu X dan pada sumbu Y ?
Diketahui : P = 200 satauan
α =
30˚
Diatanya : Px ..... ?
Py ..... ?
a. Px = P Cos
α
b. Py = P Sin α
Px = 200 Cos
30˚
Py = 200 Sin 30˚
Px = 200 . 0,5√3
Py = 200 . 0,5
Px = 100 √3
satuan
Py = 100 satuan
Contoh 2
Komponen dari vektor A pada sumbu X adalah 150 satuan. Bila vektor A mengapit
sudut 60˚ dengan sumbu X positif. Berapakah besar komponen vektor A pada sumbu
Y dan berapa pula besar vektor A tersebut ?
Diketahui : Ax = 150 satuan
α =
60˚
Ditanya : Ay .......... ?
A ............. ?
a. Ax
= A Cos α
b. A2 = (Ax)2+ (Ay)2
150 = A Cos 60˚
3002 = 1502 + (Ay)2
150 = A .
0,5
90000 = 22500 + (Ay)2
A = 150 /
0,5
(Ay)2 = 90000 - 22500
A = 300 satuan
(Ay)2 = 67500
Ay = √67500 satuan
C. Perkalian Besaran Vektor
1. Dot Produck (Perkalian
vektor dengan vektor hasilnya skalar)
Misalnya F(vektor gaya) dan S
(vektor perpindahan), Jika kedua vektor diatas dikalikan hasilnya
akan berupa sebuah sekalar yaitu W (Usaha). Secara Matermatika Dot Produck
dapat ditulis :
V1 . V2 = V1.V2 Cos α
2. Kros Produck
(perkalian vektor dengan vektor hasilnya vektor)
Misalnya F (vektor gaya) dan
R (vektor posisi), jika keuda vektor tersebut dikalikan hasilnya akan berupa
sebuah vektor baru yaitu τ (Momen Gaya). Secara Matematika perkalian
Kros Product dapat ditulis sbb :
V1 x V2 = V1.V2 Sin α
Arah dari hasil perkalian vektor dengan cara kros
product dapat ditentukan dengan aturan putaran skrup, yaitu putaran skrup sama
dengan arah putaran vektor melalui sudut terkecil sedangkan arah gerakan skrup
menyatakan arah vektor yang dihasilkan dari perkalian kros product.
- Get link
- X
- Other Apps