Blog Competition 2019 #2019GANTIBIMBEL

SMP Kelas 9 - BAB III Menyusun Cerita Pendek


Menyusun Cerita Pendek

A. Mengidentifikasi Cerita Pendek
Pada cerita pendek pembaca dapat menikmati bagaimana alur penyajian cerita, sikap dan karakter tokoh serta isi cerita.
Dalam rangka mengidenditifikasi cerita pendek pembaca dapat menggunakan beberapa pertanyaan identifikasi, misalnya:
Apakah judul cerita pendek menarik orang untuk membacanya?
Apakah judulnya mencerminkan isi dari cerita pendek?
Apa yang ingin disampaikan dalam cerita pendek itu?
Cerita pendek itu diceritakan menggunakan teknik apa?

B. Menyimpulkan Unsur-Unsur Cerita Pendek
Cerita pendek mengangkat persoalan kehidupan manusia secara khusus dengan tema persoalan keseharian hingga renungan filosofis yang dipotret dari kehidupan nyata.
Guna keindahan cerita dan membedakannya dengan teks cerita pengalaman nyata, maka dilakukan rekayasa tokoh dan latar cerita. Cerita pendek juga ditandai engan jumlah karakter relatif kecil mencakup satu tindakan dengan satu fokus tematik.
Sedangkan unsur yang terdapat dalam cerita pendek adalah latar, sudut pandang penceritaan, karakter (tokoh), dan alur/plot/struktur cerita.

C. Menelaah Struktur dan Aspek Kebahasaan Cerita Pendek
Cerita pendek termasuk ke dalam kategori teks naratif. Naratif merupakan teks yang berfokus pada tokoh khusus. Sedangkan tujuan dari naratif adalah untuk menghibur dan memikat pembaca atau pendengar. Teks naratif dapat berupa karya imajiner, faktual atau kombinasi keduanya.
Oleh karena itu di dalam struktur naratif terdapat informasi tentang orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi dan resolusi.
Sedangkan aspek kebahasaan teks naratif memiliki ciri-ciri:
1.       Sudut pandang pencerita menjadi orang pertama atau ketiga.
2.       Beberapa dialog dapat dimasukkan ke dalam waktu kini atau lampau.
3.       Adanya pemilihan kata benda yang bermakna kuat dan khusus.
4.       Uraian deskriptif yang rinci menggambarkan pengalaman, latar dan karakter.
5.       Penggunaan majas simile (perbandingan langsung), metafora perbandingan tidak langsung) maupun personifikasi.
6.       Digunakannya pertanyaan retoris.