Blog Competition 2019 #2019GANTIBIMBEL

Kelas 10 - BAB 3 Nilai Norma dan Pembentukan Kepribadian

NILAI NORMA DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
  1. NILAI SOSIAL
  2. Pengertian Nilai Sosial
  • Pengertian nilai menurut KBBI : Kadar, mutu, atau sifat yang penting dan berguna bagi kemanusiaan
  • Nilai budaya dan nilai sosial : Konsep abstrak mengenai masalah dasar yang sangat penting dalam kehidupan manusia
  • Pengertian nilai sosial menurut beberapa ahli :
    1. Woods : Petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari
    2. Simanjuntak : Ide-ide masyarakat tentang sesuatu yang baik
    3. Robert M.Z. Lawang : Gambaran mengenai apa yang diingkan, pantas, berharga, dan mempengaruhi perilaku sosial orang-orang yang memiliki nilai tersebut
    4. Kluckholn : Nilai kebudayaan mencakup hal-hal berikut :
      • Nilai mengenai hakikat hidup manusia : Ada manusia yang beranggapan bahwa hidup ini indah
      • Nilai mengenai hakikat karya manusia : Ada manusia yang beranggapan bahwa manusia berkarya demi harga diri
      • Nilai mengenai hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu : Ada manusia yang berorientasi pada masa lalu atau masa depan
      • Nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan sesamanya : Ada manusia yang berorientasi pada individualism

  1. Jenis Jenis Nilai
Klasifikasi nilai menurut Prof. Notonegoro
  • Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
  • Nilai vital Adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan aktivitas atau kegiatan.
  • Nilai kerohanian Adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan rohani manusia, seperti:
a).   Nilai kebenaran, yaitu bersumber pada akal manusia (cipta)
b).  Nilai keindahan, yaitu bersumber pada unsur perasaan (estetika)
c).  Nilai moral, yaitu bersumber pada unsur kehendak (karsa)
d).  Nilai keagamaan, yaitu bersumber pada ketuhanan.
Klasifikasi nilai dilihat dari sumbernya
  • Nilai Theonom, yaitu nilai yang bersumber dari ajaran yang dsampaikan oleh Tuhan melalui agama.
  • Nilai Heteronom, yaitu nilai yang dirumuskan dri kesepakatan orang banyak
  • Nilai Otonom, yaitu nilai yang dirumuskan oleh individu
  1. Ciri-Ciri Nilai Sosial
  • Konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antarwarga
  • Disebarkan di antara warga masyarakat
  • Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar)
  • Bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia
  • Mempengaruhi perkembangan diri seseorang
  • tercipta secara sosial bukan secara biologis ataupun bawaan lahir.
  • berlangsung secara terus menerus dari generasi ke generasi melalui berbagai macam proses sosial, seperti interaksi, difusi, akulturasi dan kontak sosial.
  • memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap orang perorangan dan masyarakat.
  • melibatkan emosi dan perasaan.
  1. Fungsi Nilai Sosial
    • Dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk menetapkan “harga” sosial dari suatu kelompok.
    • Dapat mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku.
    • Sebagai penentu terakhir manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial. Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya.
    • Sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok.
    • Sebagai alat pengawas perilaku manusia.
  2. NORMA SOSIAL
  3. Pengertian Norma Sosial
Norma sosial merupakan sekumpulan pendapat tentang bagaimanakah seharusnya manusia itu harus bertingkah laku bahkan harus bertindak yang pantas sehingga keharusan dan kepantasan itu menjadi terbiasa dan selanjutnya diturunkan secara turun-temurun hingga mewujudkan peraturan-peraturan hidup dalam pergaulan kehidupan masyarakat.
  1. Ciri-Ciri Norma Sosial
    • Umumnya tidak tertulis;
    • Hasil dari kesepakatan masyarakat;
    • Warga masyarakat sebagai pendukung sangat menaatinya;
    • Apabila norma dilanggar maka yang melanggar norma harus menghadapi sanksi
    • Mengalam perubahan
  2. Klasifikasi Norma Sosial
Berdasarkan tingkatan daya ikat
Norma-norma yang ada di dalam masyarakat mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda. Ada norma yang berdaya ikat lemah, sedang, dan kuat. Untuk dapat membedakan kekuatan mengikat norma-norma tersebut, dikenal empat pengertian norma, yaitu :
  • Cara (usage) : Norma yang paling lemah daya pengikatnya karena sanksinya hanya cemoohan.
Contoh : Ketika sedang makan orang bersendawa
  • Kebiasaan (folkways) : Suatu aturan dengan kekuatan mengikat yang lebih kuat daripada usage karena kebiasaan merupakan perbuatan yang dilakukan berulang-ulang.
Contoh : Menghormati orang yang lebih tua
  • Tata kelakuan (mores) : Aturan yang sudah diterima masyarakat dan dijadikan alat pengawas/kontrol, secara sadar/tidak sadar, oleh masyarakat kepada anggota-anggotanya. Pelanggaran akan diberikan sanksi berat.
Contoh : Larangan berzinah
  • Adat istiadat (custom) : Suatu aturan yang turun temurun namun sangat mengikat dan akan mendapat sanksi bagi yang melanggar.
Contoh : Larangan menikah dengan orang yang 1 marga dalam adat Batak
  1. Fungsi Norma Sosial
  • Pedoman hidup yang berlaku bagi semua anggota masyarakat pada wilayah tertentu.
  • Memberikan stabilitas dan keteraturan dalam kehidupan bermasyarakat.
  • Mengikat warga masyarakat, karena norma disertai dengan sanksi dan aturan yang tegas bagi para pelanggarnya.
  • Menciptakan kondisi dan suasana yang tertib dalam masyarakat.
  • Adanya sanksi yang tegas akan memberikan efek jera kepada para pelanggarnya, sehingga tidak ingin mengulangi perbuatannya melanggar norma.
  • Wujud konkret dari nilai-nilai yang ada di masyarakat.
  • Suatu standar atau skala dari berbagai kategori tingkah laku suatu masyarakat.
  1. Macam-Macam Norma Sosial
  • Norma agama : Berdasarkan ajaran/kaidah suatu agama. Bersifat mutlak dan mengharuskan ketaatan bagi para pemeluknya.
Co : Norma agama islam antara lain adalah kewajiban melaksanakan rukun islam dan rukun iman
  • Norma Kesusilaan : Didasarkan pada hati nurani.akhlak manusia. Bersifat universal.
Co : Perilaku yang menyangkut nilai kemanusiaan seperti pengkhianatan
  • Norma kesopanan : Berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku di masyarakat. Bersifat relatif.
Co : Tidak memakai perhiasaan dan pakaian yang mencolok
  • Norma kebiasaan : Hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan.
Co : Kebiasaan melakukan selametan/doa bagi anak yang baru lahir
  • Norma hukum : Himpunan petunjuk hidup/perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (negara). Bersifat mengikat dan memaksa.
Co : Tidak melakukan tindak kriminal seperti mencuri, membunuh, dll
  • Norma Mode (fashion) : Cara dan gaya dalam melakukan dan membuat sesuatu yang sifatnya berubah-ubah serta diikuti oleh banyak orang. Ciri utama mode adalah bahwa orang yang mengikutinya bersifat massal, dan kalangan luas menggandrunginya
Co : perubahan mode pakaian pada wanita, di mana suatu waktu berkembang tren para wanita memakai rok mini, kemudian berubah ke rok panjang, dan selanjutnya kembali lagi ke rok mini.
  1. Sifat Norma Sosial
  • Norma formal : Tertulis, contohnya Konstitusi, surat keputusan, dan peraturan daerah
  • Norma nonformal : Tidak tertulis, contohnya Aturan dalam keluarga
  • SOSIALISASI
  1. Pengertian Sosialisasi
Pengertian sosialisasi secara umum dapat diartikan sebagai proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya.
  1. Tujuan Sosialisasi
  • Mampu menjadi anggota mayarakat yang baik
  • Dapat enyesuaikan tingkah lakunya sesuai dengan harapan masyarakat
  • Akan lebih mengenal dirinya sendiri dalam lingkungan sosialnya
  • Akan menyadari eksistensi dirinya terhadap masyarakat di sekelilingnya.
  1. Pelaksanaan Sosialisasi
  • Metode ganjaran atau hukuman
  • Metode didacing teaching, anak diajarkan berbagai macam pengetahuan dan keterampilan
  • Metode pemberian contoh, dilakukan dengan melalui proses imitasi dan sugesti.
  1. Proses Sosialisasi
  • Tahap Persiapan (Preparatory Stage)
  • Tahap Meniru (Play Stage)
  • Tahap Siap Bertindak (Game Stage)
  • Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generelized Other)
  1. Agen Sosialisasi
  • Keluarga
Dalam lingkungan keluarga dikenal dua macam sosialisasi :
  • Sosialisasi Represif, menekankan penggunaan hukum terhadap kesalahan yang dibuat oleh anak
  • Sosialisasi Partisipatif, menekankan pada interaksi yang dibuat oleh anak. Apabila anak melanggar diberi hukuman, apabila anak berbuat baik diberi penghargaan.
  • Sekolah
  • Kelompok Pergaulan
  • Media Massa
  1. Tipe Sosialisasi
  • Sosialisasi formal : melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku.
  • Sosialisasi nonformal : sosialisasi yang terdapat pada masyarakat atau dalam pergaulan yang sifatnya kekeluargaan.
  1. Bentuk Sosialisasi
  • Sosialisasi primer : sosialisasi yang pertama kali diterima oleh individu di lingkungan keluarganya.
  • Sosialisasi sekunder : lanjutan sosialsasi primer.
  1. Faktor penghambat sosialisasi
    • Kemampuan berbahasa
    • Kepandaian bergaul
    • Kehidupan masyarakat yang terisolir
    • Kesulitas dalam melakukan komunikasi
    • Hambatan alam
    • Adanya perbedaan kelakuan antara satu individu dengan individu lain
    • Perubahan dalam masyarakat akibat modernisasi
    • Terjadinya kesenjangan kebudayaan antarkelompok dalam masyarakat
  2. KEPRIBADIAN
  3. Pengertian Kepribadian
ciri watak yang khas dan konsisten sebagai identitas seorang individu
  1. Faktor Pembentuk Kepribadian
    • Warisan biologis
    • Lingkungan fisik
    • Kebudayaan
    • Pengalaman kelompok
    • Pengalaman unik
  2. Faktor-Faktor Pembentukan Kepribadian
  • Sifat dasar
  • Lingkungan Prenatal
  • Perbedaan individual
  • Lingkungan
  • Motivasi
BAB IV
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL
  • PERILAKU MENYIMPANG
  • Pengertian Perilaku Menyimpang:
Adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial. Robert
MZ Lawang:  perilaku menyimpang adalah tindakan yang menyimpang dari norma-
norma yang berlaku dalam  suatu sistem sosial.
Menurut Lemert, Penyimpangan dibedakan menjadi dua:
  1. Penyimpangan primer : dilakukan oleh seseorang secara temporer, dan pelakunya masih dapat diterima secara sosial
  2. Penyimpangan sekunder : penyimpangan yang dilakukan secara berulang-ulang bahkan menjadi kebiasaan dan ciri khas dari pelakunya.
Faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang:
Faktor Internal:
  1. Intelegensi
  2. Kondisi fisik
  3. Kondisi psikis (kejiwaan)
  4. Kepribadian
  5. Usia
  6. Jenis Kelamin
  7. Kedudukan seseorang dalam keluarga
Faktor eksternal
  1. Faktor sosial ekonomi
  2. Kondisi politik
  3. Faktor budaya
  4. Kehidupan rumah tangga
  5. Pendidikan di sekolah
  6. Pergaulan
  7. Media massa
Jenis Perilaku Menyimpang:
  1. Tindak Kejahatan atau Kriminal;spt pembunuhan, perampokan, pencurian, pemalsuan, penganiayaan, pemerkosaan, penculikan, dll.
  2. Penyimpangan seksual; Sodomi, transeksual,masokisme, homoseks, incest, scoptophilia, transvestite, kumpul kebo, necrophilia, perzinahan, pelacuran, dsb.
  3. Pemakaian dan peredaran obat terlarang dan alkoholisme
  4. Penyimpangan gaya hidup: spt arogansi (kesombongan), sikap eksentrik, konsumerisme, dll.
  5. Tawuran atau perkelahian antar pelajar.
Berdasarkan sifatnya, perilaku menyimpang dibedakan menjadi penyimpangan Positif & penyimpangan Negatif.
  1. Berdasarkan jumlah pelakunya, dibedakan menjadi penyimpangan Individu & penyimpangan Kelompok.
  2. Perilaku Menyimpang Sebagai Hasil sosialisasi Tidak Sempurna:
Tidak semua agen sosialisasi mampu menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga
proses sosialisasi juga  tidak berhasil baik. Dalam kerangka ini perilaku menyimpang
disebabkan oleh proses sosialisasi yang tidak sempurna.
3.  Perilaku menyimpang sebagai hasil sosialisasi nilai sub kebudayaan menyimpang:
Penyimpangan ini dipicu oleh proses sosialisasi dari kelompok atau golongan masyarakat yang memiliki nilai atau kebudayaan menyimpang, seperti kelompok pencopet, penjudi, koruptor, dll.
  • PENGENDALIAN SOSIAL
  • Pengertian Pengendalian Sosial
Merupakan suatu sistem yang mendidik, mengajak bahkan memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan nilai dan norma-norma social agar kehidupan masyarakat tertib dan teratur.
Fungsi Pengendalian sosial adalah sebagai pencegah dan pereda ketegangan sosial yang diakibatkan penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang.
Sifat Pengendalian sosial:
  1. Preventif; dilakukan sebagai pencegahan (sebelum penyimpangan terjadi)
  2. Represif; dilakukan sebagai pereda/penyelesaian (setelah penyimpangan terjadi)
Cara Pengendalian Sosial:
  1. Persuasif :  membujuk, menasehati, atau mengajak secara halus.
  2. Koersif :   dilakukan dengan kekerasan fisik atau ancaman.
Lembaga Pengendalian sosial:
  1. Keluarga
  2. Lembaga Penegak Hukum; pengadilan, kejaksaan, kepolisian..
  3. Lembaga Pendidikan
  4. Lembaga kemasyarakatan; RT, RW, dll
  5. Lembaga Keagamaan
  6. Teman Sebaya
  7. Media Massa
  8. Mahasiswa
Peran Lembaga Pengendalian Sosial:
  1. Menanamkan norma-norma pada masyarakat
  2. Memberikan sanksi bagi pelaku penyimpangan.
Bentuk Pengendalian sosial:
  1. Gosip
  2. Teguran
  3. Hukuman
  4. Pendidikan
  5. Agama